Rabu, 30 Maret 2016

Babi tidak Mempunyai Rasa Cemburu

Cemburu terhadap pasangan Yaitu bagian dari rasa cinta. di rumah tangga, cemburu merupakan Disorientasi satu kebaikan bila ditempatkan di tataran yang benar. Misalnya, suami cemburu kepada istri yang berpakaian agak terbuka di hadapan laki-laki lain. Rasulullah Saw. mengecam suami yang  hatinya tak mempunyai rasa cemburu kepada istrinya dan membiarkan menjalankan kemungkaran, Bagaikan laki-laki yang berakhlak buruk, dengan sebutan dayyuts. Di hadist yang diriwayatkan Thabrani, Hakim, Ahmad, dan Baihaqi dikatakan, ada tiga golongan yang tak akan masuk surga, Yaitu peminum khamar, pendurhaka orangtua, dan dayyuts. setelah itu, Rasulullah jelaskan mengenai dayyuts, Yaitu orang (suami) yang membiarkan keluarganya di kekejian atau kerusakan, dan keharaman.
di kehidupan rumah tangga Rasulullah Saw., istri-istri beliau tak lepas dari rasa cemburu. rasulullah Saw. sering Menyebut Khadijah r.a., istri pertama beliau dihadapan Aisyah r.a. Tentu aja Aisyah cemburu. Hafshah bin Umar r.a., istri Rasulullah yang lain, Sempat cemburu kepada Shafiyyah bin Huyay r.a. yang cantik hingga Menyebut kepadanya, “Putri Yahudi.” Shafiyyah pun menangis. saat itu, Rasulullah Saw. menemuinya, lalu bertanya, “Apakah gerangan yang menyebabkanmu menangis?” Shafiyyah menjawab, “Hafshah Menyebut bahwa aku putri Yahudi.” Rasulullah Saw. bersabda, “Sungguh, kita Yaitu putri seorang nabi, dan sekarang kita berada di lindungan seorang nabi. Dengan apalagi dia akan membanggakan diri kepadamu.” Selanjutnya, beliau bersabda, “Bertawakalah kepada Allah, wahai Hafshah” (HR Tirmidzi).
untuk seorang istri, cemburu juga bagian ekspresi cinta. Namun, kecemburuan Itu wajib dikelola dengan arif, bukan sekadar cemburu buta yang Bisa berakibat konflik di rumah tangga. Cemburu yang tepat di bingkai syar’i di akhirnya akan menciptakan kontrol kuat di menanggulangi keburukan rumah tangga. [reportaseterkini]
Sumber  : 195 Pesan Cinta Rasulullah Oleh Abdillah F.Hasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar