“Sesungguhnya seorang hamba apabila melaknat sesuatu, niscaya laknatnya akan naik ke langit, maka tertutuplah pintu-pintu langit hingga ia tak dapat masuk, maka kembalilah ia terhujam ke bumi, akan tetapi pintu-pintu bumipun tertutup untuknya, maka ia berputar-putar ke kanan dan kiri, dan jika tak menemui jalan keluar (menuju sasarannya), maka ia akan tertuju pada orang yang dilaknat jika memang ia pantas untuk dilaknat, akan tetapi jika tidak pantas, maka ia akan kembali kepada orang yang mengucapkan laknat tadi”(HR Abu Daud).
Selasa, 30 Juni 2015
Jangan Suka Melaknat
Tipu Daya Setan Lemah
Zaman ini ketika hawa nafsu dominan menguasai manusia, yakni sistem thagut... Dan banyak setan bertopeng kebaikan, misalnya, apa yang disebut baik; punya uang, kekuasaan dsb yang bisa memperturuti hawa nafsu kita yang terlihat baik, misal bekerja untuk memberikan nafkah orang tua (padahal sedang ditipu daya oleh setan apabila pekerjaan itu didapatkan dengan cara batil/ fitnah zaman)... Kebaikan adalah yang datang dari ALLAH SWT yang Maha Baik, Yang Maha Menciptakan, yang menurunkan syariat Muhammad saw yang menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat... Wallahu'alam
Terpukau
Terpukaulah dengan ajaran Rasulullah Muhammad saw, dengan akhlakul karimahnya, yang membawa keselamatan dunia dan akhirat, bukan yang lain yang terlihat baik, padahal belum tentu... Wallahu'alam
Umat Muhammad
Umat kekasih ALLAH SWT, umat yang dikasihi Rasulnya, umat yang mendapatkan syafaatul uzhma, umat yang mendapatkan kewajiban solat melalui nabinya di Sidratul Muntaha, umat yang berkiblat di Arasy ALLAH SWT di bumi... Wallahu'alam
(QS. At-Tiin 95 : 1-8)
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang“Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit
Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman, sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke
tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya
keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?”
Amal Kebaikan
“Sesunggunya
mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang
baik. Mereka itulah (orang-orang yang) akan mendapat surga
'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi
dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan
sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang
indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang
indah.” (QS. Al-Kahfi: 30-31)
Kehidupan Akhirat
Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” [Qs Al-Mukmin: 39]
Senin, 29 Juni 2015
99 Menanti di Akhirat
Hadist: ‘Allah memiliki 100 rahmat. Satu rahmat diberikan di dunia, dan 99 rahmat akan diberikan di akhirat.’
Persaudaraan Islam
Artinya :”Perumpamaan kaum mu’minin dalam cinta kasih dan rahmat, hati
mereka bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota tubuh menderita maka
menjalarlah penderitaan itu keseluruh tubuh sehingga tidak bisa tidur
dan panas.. HR. Bukhari dan Muslim
Banyak Menangis, Sedikit Tertawa
Rasulullah Shallallahu 'alaiyhi wasalam berkata :
Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." Kemudian para sahabat menutup wajah mereka dan mereka menangis. (Muttafaq `Alaihi)
Dari Abu Umamah Shuday bin `Ajlan al-Bahiliy r.a Nabi Saw. bersabda, "Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah dari dua tetesan. Beliau menyebutkan, satu diantaranya adalah tetesan air mata yang keluar karena takut pada Allah Swt." (H.R Tirmidzi)
Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." Kemudian para sahabat menutup wajah mereka dan mereka menangis. (Muttafaq `Alaihi)
Dari Abu Umamah Shuday bin `Ajlan al-Bahiliy r.a Nabi Saw. bersabda, "Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah dari dua tetesan. Beliau menyebutkan, satu diantaranya adalah tetesan air mata yang keluar karena takut pada Allah Swt." (H.R Tirmidzi)
Kemenangan dan Kekalahan adalah Cobaan
“ …
… Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara
manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan
orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian
kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai
orang-orang yang zalim dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir”. (QS.Ali Imran (3): (140-141).
Kabar Gembira
Artinya, “…Kami
telah menurunkan al-Qur’an kepadamu untuk kamu jelaskan secara rinci.
Al-Qur’an itu menjadi petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi
orang-orang muslim.” (QS. an-Nahl, 16:89)
- See more at:
http://www.arrahmah.com/rubrik/prinsip-prinsip-meraih-kemenangan-dan-pertolongan-allah-dalam-penegakan-syariat.html#sthash.OUV3lS29.dpuf
Artinya, “…Kami
telah menurunkan al-Qur’an kepadamu untuk kamu jelaskan secara rinci.
Al-Qur’an itu menjadi petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi
orang-orang muslim.” (QS. an-Nahl, 16:89)
- See more at:
http://www.arrahmah.com/rubrik/prinsip-prinsip-meraih-kemenangan-dan-pertolongan-allah-dalam-penegakan-syariat.html#sthash.OUV3lS29.dpuf
Iblis Sombong Jatuh
Karena menganggap dirinya paling tinggi, padahal kedudukan yang paling benar yakni ketakwaan lah yang dilihat oleh ALLAH SWT, bukan yang lain, misal keturunan, pangkat, atau jabatan... Wallahu'alam
Minggu, 28 Juni 2015
Islam
Adalah syariat ALLAH SWT yang sempurna yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad saw untuk keselamatan dunia akhirat manusia...
Artinya, “Syari’at Tuhanmu telah sempurna, dan seluruh syari’at Tuhanmu benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah syari’at Tuhanmu yang benar dan adil itu. Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”(QS. al-An’am, 6: 115)...
Artinya, “Perintah dan larangan ini adalah syari’at-Ku yang benar. Wahai manusia, ikutilah syari’at-Ku ini. Janganlah kalian mengikuti tatanan-tatanan hidup yang lain, karena tatanan-tatanan hidup yang lain itu pasti akan menjauhkan kalian dari syari’at-Nya. Demikianlah Tuhan mengajarkan syari’at-Nya kepada kalian supaya kalian taat kepada Allah dan bertauhid.” (QS. al-An’am, 6: 153)
WALLAHU'ALAM...
Artinya, “Syari’at Tuhanmu telah sempurna, dan seluruh syari’at Tuhanmu benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah syari’at Tuhanmu yang benar dan adil itu. Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”(QS. al-An’am, 6: 115)...
Artinya, “Perintah dan larangan ini adalah syari’at-Ku yang benar. Wahai manusia, ikutilah syari’at-Ku ini. Janganlah kalian mengikuti tatanan-tatanan hidup yang lain, karena tatanan-tatanan hidup yang lain itu pasti akan menjauhkan kalian dari syari’at-Nya. Demikianlah Tuhan mengajarkan syari’at-Nya kepada kalian supaya kalian taat kepada Allah dan bertauhid.” (QS. al-An’am, 6: 153)
WALLAHU'ALAM...
Dhoif
Manusia merasa diri mampu bertahan sendiri tanpa taufik, hidayah, dan afiyah dari ALLAH SWT, itu merupakan suatu yang keliru... Padahal segala sesuatu bergantung kepada ALLAH SWT, berdasarkan izin dan kehendakNya, secara suka maupun terpaksa... Semoga ALLAH SWT memaafkan kekhilafan ini... Wallahu'alam
Hukum Thagut
Hukum Thagut mengakomodir hawa nafsu atau syahwat untuk dipertuankan sehingga membuat kita lalai terhadap Dienul Islam, membuat kita seakan bisa bergantung tanpa adanya ALLAH SWT, padahal segala sesuatu berjalan dengan sunnahNya dan izinNya, itu yang bisa menjerumuskan kita dari jalan ALLAH SWT yang lurus... Karena itu kembali lah pada Al Quran dan Sunnah, agar kita selamat dunia dan akhirat, dan dianugrahi ALLAH SWT Jannah yang diridhoiNya... Wallahu'alam
ALLAH Maha Kaya
Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah yang Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha terpuji. [Fâthir/35:15]
"Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru, dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah." (Ibrahim: 19--20).
"Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru, dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah." (Ibrahim: 19--20).
Doa yang Baik
“Doa para hamba akan senantiasa dikabulkan, selama tidak berdoa yang isinya dosa atau memutus silaturrahim.” (HR. Muslim dan Abu Daud)
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyib (baik). Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya, ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan’. Dan Allah juga berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu’. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a, ‘Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku’. Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan mengabulkan do’anya?” (HR. Muslim)
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyib (baik). Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya, ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan’. Dan Allah juga berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu’. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a, ‘Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku’. Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan mengabulkan do’anya?” (HR. Muslim)
Karunia ALLAH SWT Besar
Dakwah bahwa Rabb Muhammad saw memiliki karunia besar kepada manusia, itu akan ditambah apabila manusia mensyukuri nikmat yang ALLAH SWTT berikan, yakni kebahagiaan dunia dan akhirat... Wallahu'alam
Syafa'atul Uzhma
Artinya: “Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata: berkata
Rasulullah SAW: Nanti Allah akan mengumpulkan manusia di hari kiamat,
lalu mereka berkata, seandainya ada orang yang memohonkan syafaat kepada
Tuhan kami untuk kami sehingga kami terbebas dari keadaan kami ini.
Lalu mereka datang kepada Nabi Adam, mereka berkata: Engkaulah orang
yang diciptakan Allah dengan tangan-Nya (langsung) dan meniupkan kepada
engkau ruh dari-Nya dan memerintahkan malaikat, lalu mereka sujud kepada
engkau, maka berilah kami syafaat yang berasal dari Tuhan kami. Adam
menjawab: bukan aku yang dapat memberikannya, sambil menyebut
kesalahan-kesalahannya. Adam berkata: datanglah kepada Nuh Rasul yang
pertama kali diutus Allah. Lalu mereka datang kepada Nuh dan Nuh
menjawab: aku bukanlah orang yang dapat memberikannya, sambil menyebut
kesalahan-kesalahannya. Datanglah kepada Ibrahim orang yang dijadikan
Allah teman-Nya. Lalu mereka datang kepada Ibrahim dan Ibrahim menjawab:
aku bukanlah orang yang dapat memberikannya, sambil menyebut
kesalahan-kesalahannya. Datanglah kepada Musa orang yang pernah
berbicara dengan Allah. Lalu mereka datang kepada Musa dan Musa
menjawab: aku bukanlah orang yang dapat memberikannya, sambil menyebut
kesalahan-kesalahannya. Datanglah kepada Isa dan Isa menjawab: aku
bukanlah orang yang dapat memberikannya, datanglah kepada Muhammad SAW,
karena sesungguhnya Muhammad telah diampuni dosa-dosanya yang terdahulu
dan yang akan datang. Mereka pun mendatangiku, maka aku pergi minta izin
kepada Tuhanku. Maka ketika aku melihat-Nya aku segera sujud, Ia
membiarkanku sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. Kemudian dikatakan:
Angkatlah kepala engkau, mintalah pasti diberi, katakanlah niscaya akan
didengar, mintalah syafaat pasti diberi. Lalu aku mengangkat kepalaku,
lalu aku memanjatkan pujian kepada Tuhanku sesuai dengan yang diajarkan
kepadaku, kemudian aku diizinkan memberi syafaat kepada orang-orang
tertentu. Kemudian aku keluarkan mereka dari neraka dan aku masukkan ke
dalam surga. Kemudian aku kembali menyatakan dan bersujud seperti
semula, kemudian ketiga dan keempat, sehingga yang tinggal dalam neraka
adalah orang yang tidak percaya dan menantang al-Qur’an.” (HR.
al-Bukhari dan Muslim).
Mengingkari Kezaliman
"Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat
zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka
itu mendapat azab yang pedih." (Qs.Asy Syuura: 42)
”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa” [QS. Al-Maaidah : 2].
Dari Hasyim ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda : “Tidaklah suatu kaum dimana kemaksiatan-kemaksiatan dikerjakan pada mereka, kemudian mereka mampu untuk merubahnya namun mereka tidak melakukannya, niscaya Allah akan menurunkan kepada mereka hukuman” [HR. Abu Dawud no. 4338, Tirmidzi no. 2168 dan 3057, Ibnu Majah no. 4005, Ahmad no. 16; shahih].
Dari Abu Sa’id Al-Khudri : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itulah iman yang paling lemah” [HR. Muslim no. 49, Abu Dawud no. 1140, Ahmad no. 11088, dan yang lainnya].
“Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (QS. Al Maidah: 2).
”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa” [QS. Al-Maaidah : 2].
Dari Hasyim ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda : “Tidaklah suatu kaum dimana kemaksiatan-kemaksiatan dikerjakan pada mereka, kemudian mereka mampu untuk merubahnya namun mereka tidak melakukannya, niscaya Allah akan menurunkan kepada mereka hukuman” [HR. Abu Dawud no. 4338, Tirmidzi no. 2168 dan 3057, Ibnu Majah no. 4005, Ahmad no. 16; shahih].
Dari Abu Sa’id Al-Khudri : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itulah iman yang paling lemah” [HR. Muslim no. 49, Abu Dawud no. 1140, Ahmad no. 11088, dan yang lainnya].
“Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (QS. Al Maidah: 2).
NIAT UNTUK BERBUAT BAIK MENDAPAT PAHALA
Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang hadits yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya Azza wa Jalla
. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allâh
menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian
menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak
(jadi) melakukannya, Allâh tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan
sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian
mengerjakannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh
kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak.
Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya,
maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna.
Dan barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka
Allâh menuliskannya sebagai satu kesalahan.” [HR. al-Bukhâri dan Muslim
dalam kitab Shahiih mereka]
Fitnah Hidup
Cobaan dan fitnah hidup datang silih berganti, namun Rahmat ALLAH SWT yang akan datang jauh besar... Karena itu jangan berputus asa dari RahmatNya, sebab RahmatNya mendahului murkaNya... Wallahu'alam...
Berhijrah
Pindah dari kebiasaan mengerjakan perbuatan mungkar (buruk) kepada kebiasaan mengerjakan perbuatan makruf (baik)
Jumat, 26 Juni 2015
[al Baqarah/2:155-157]
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,"Inna
lillahi wa inna ilaihi raji'un." Mereka itulah yang mendapatkan
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk."
Kehidupan
ALLAH SWT adalah pencipta jin dan manusia untuk beribadah kepadaNya... ALLAH SWT yang menganugrahkan kehidupan sebagai cobaan, memilih ALLAH SWT mengikuti syariat Muhammad saw, atau terjerumus bisikan setan mengikuti hawa nafsu... Kalau mengikuti ALLAH SWT akan ditambahkan nikmatnya, sebaliknya azab ALLAH sangat pedih... Wallahu'alam
Kisah Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fathimah Az-Zahra
Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ‘Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ‘Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ‘Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; ‘Utsman, ‘Abdurrahman ibn ‘Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ‘Ali.Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ‘Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ‘Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakar sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
‘Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. “Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ‘Ali.
“Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”
Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.
‘Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ‘Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ‘Ali dan Abu Bakar. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ‘Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ‘Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, “Aku datang bersama Abu Bakar dan ‘Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ‘Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ‘Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ‘Umar melakukannya. ‘Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.
‘Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. “Wahai Quraisy”, katanya. “Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ‘Umar di balik bukit ini!” ‘Umar adalah lelaki pemberani. ‘Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ‘Umar jauh lebih layak. Dan ‘Ali ridha.
Cinta tak pernah meminta untuk menanti
Ia mengambil kesempatan
Itulah keberanian
Atau mempersilakan
Yang ini pengorbanan
Maka ‘Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ‘Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ‘Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ‘Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
“Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. “Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. “
“Aku?”, tanyanya tak yakin.
“Ya. Engkau wahai saudaraku!”
“Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
“Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”
‘Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
“Engkau pemuda sejati wahai ‘Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, “Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.
“Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
“Entahlah..”
“Apa maksudmu?”
“Menurut kalian apakah ‘Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
“Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
“Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !”
Dan ‘Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.
Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ‘Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
‘Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ‘Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda”
‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu” ini merupakan sisi ROMANTIS dari hubungan mereka berdua.
Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.”
Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:
“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab4)
(Al-Baqarah 2:45-46)
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan solat. Dan
sesungguhya hal itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’
, (iaitu) orang-orang yang menyakini, bahawa mereka akan menemui Rabb
mereka dan bahawa mereka akan kembali kepada-Nya."
Rezeki
ALLAH SWT-lah yang menjamin rezeki dan memberikan semua makhluknya rezeki, bahkan cicak yang hinggap di dinding pun mendapatkan rezekinya yang sejatinya makanannya terbang... Wallahu'alam
As Syam 91; 8-10
…maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya,sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa
itu,dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
Fitnah
Setiap anak Adam as mendapatkan fitnah (musibah, cobaan, atau azab), tergantung kadar kesanggupannya... Oleh karena itu kita harus tetap berkhusnudzon, bertawakal dan bertawadhu hanya kepada ALLAH SWT... Semua itu untuk menguji keimanan, dan meningkatkan derajat di sisi ALLAG SWT... Semisal Nabi Daud as mendapatkan cobaan, kemudian beliau as bertobat dan menadapatkan ampunan oleh ALLAH SWT, dan ditingkatkan derajatnya di sisi ALLAH SWT... Wallahu'alam...
Rabu, 24 Juni 2015
Ulama Su'
Rasulullah ada bersabda: maksudnya: "Ulama itu pewaris nabi." Namun di akhir zaman akan muncul Ulama Su', yakni ulama yang jahat. Daripada Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah bersabda;
“Akan timbul di akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia
dengan menjual agama. Mereka menunjukkan kepada orang lain pakaian yang
dibuat daripada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk
mendapat simpati orang ramai, dan percakapan mereka lebih manis daripada
gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala (mempunyai tujuan-tujuan
yang jahat)”.
Allah swt. Berfirman kepada mereka, "Apakah kamu tertipu dengan kelembutan Ku?, Ataukah kamu terlampau berani berbohong kepada Ku?Demi kebesaran Ku, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim ( cendikiawan ) pun akan menjadi bingung (dengan sebab fitnah itu)". H.R Termizi
Sebab itu terjadi karena; Penyakit Al Wahn (Cinta Dunia dan Takut Mati)... Oleh karena itu di zaman ini, perbanyaklah berdoa kepada ALLAH SWT memohon Rahmat dan Maghfirhnya dan teruslah belajar Dienul Islam, menanti Imam Mahdi as Al-Muntazar dalam menerapkan hukum Islam, hukum ALLAH SWT, secara kaffah... Wallahu'alam... ALLAHU AKBAR... ALLAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD...
Allah swt. Berfirman kepada mereka, "Apakah kamu tertipu dengan kelembutan Ku?, Ataukah kamu terlampau berani berbohong kepada Ku?Demi kebesaran Ku, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim ( cendikiawan ) pun akan menjadi bingung (dengan sebab fitnah itu)". H.R Termizi
Sebab itu terjadi karena; Penyakit Al Wahn (Cinta Dunia dan Takut Mati)... Oleh karena itu di zaman ini, perbanyaklah berdoa kepada ALLAH SWT memohon Rahmat dan Maghfirhnya dan teruslah belajar Dienul Islam, menanti Imam Mahdi as Al-Muntazar dalam menerapkan hukum Islam, hukum ALLAH SWT, secara kaffah... Wallahu'alam... ALLAHU AKBAR... ALLAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD...
Hisab
Sandaran hukum Islam adalah Al Quran, As Sunnah dan Ijtihad ulama... Apa yang dibolehkan yang menjadi boleh yakni yang sebelumnya tidak boleh dalam Dienul Islam, belum tentu sama sekali mengurangi hukum-hukumnya dan dosa-dosanya di sisi ALLAH SWT, hal itu bisa terjadi apabila manfaatnya jauh lebih besar dari mudharatnya atau hal tertentu yang dibolehkan dalam hukum Islam, misal ijtihad ulama... Semisal riba di zaman ini, itu padahal haram, namun dibolehkan karena kondisi tertentu (misal kondisi terpaksa dan hal lain yang sesuai dengan dalil dalam Al Qur'an dan As Sunnah), selain itu ALLAH SWT memberikan hak preogratif yang besar bagi para ulama untuk membuat suatu hukum tertentu dalam Dienul Islam (Fatwa berdasarkan ijtihad ulama)... Wallahu'alam... ALLAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD...
Maha Cerdas
ALLAH SWT Maha Cerdas dan Maha Mengatur yang Maha Menciptakan Segala Sesuatu, dan Maha Memberikan Rezeki, segala sesuatu sudah terencana yakni oleh Ia yang menciptakan manusia untuk mengabdi kepadaNya... Wallahu'alam... ALLAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD...
Ujian
ALLAH Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman :
“Apakah manusia itu mengira bahwa
mereka dibiarkan saja mengatakan : ‘ Kami telah beriman’, sedang mereka
tidak diuji lagi. Dan sesunggunya KAMI telah menguji orang2 yang sebelum mereka, maka sesungguhnya ALLAH mengetahui orang2 yang benar dan sesungguhnya DIA mengetahui orang2 yang dusta.” (Al-Qur’an, surat Al – Ankabuut (29), ayat 2-3).
Karunia Ar Rohman
Blog ini berisi tabligh bahwa Rahmat ALLAH SWT dan karuniaNya besar... Wallahu'alam... ALLAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD...
Cinta
Hadis riwayat Anas ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda: Ada tiga hal
yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya
iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang
lain, mencintai orang lain hanya karena Allah, tidak suka kembali ke
dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak
suka dilemparkan ke dalam neraka. (Shahih Muslim No.60)
“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (HR. Bukhari I/14 no.15, dan Muslim I/167 no.44)
“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (HR. Bukhari I/14 no.15, dan Muslim I/167 no.44)
Kebenaran Dienul Islam
Blog ini adalah upaya mendakwahkan keesaan ALLAH SWT, Ar Rohman, dan kebenaran Dienul Islam, yakni Dienul yang diridhoi ALLAH SWT yang dibawa Rasulullah Muhammad saw... Wallahu'alam... ALLAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD...
Hawa Nafsu
Setan membisikkan manusia untuk mengikuti hawa nafsunya dalam berbuat kemungkaran, namun ALLAH SWT Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat, yakni mengampuni dosa hamba-hambaNya, meskipun dosanya sebanyak buih di laut dan pasir di pantai... Wallahu'alam...
Selasa, 23 Juni 2015
Berjihad ke Palestina
Keuntungan berjihad ke Palestina, atau menjadi mujahidin yang berperang di Jalan ALLAH SWT dalam menegakkan Dienul Islam: Sudah diampuni dosanya oleh ALLAH SWT setelah keluar darahnya, dijauhkan dari huru-hara akhir zaman, dapat memberikan syafa'at buat keluarga dsb... Wallahu'alam... ALLAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD
Tajassus
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena
prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling
mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling
mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian
hamba-hamba Allah yang bersaudara.”
tajassus: mencari kesalahan orang lain, mencari aib orang lain
tajassus: mencari kesalahan orang lain, mencari aib orang lain
Senin, 22 Juni 2015
Kisah Rasulullah SAW dan Nenek Yahudi
Aisyah menceritakan, setiap pagi dan sore, Rasulullah SAW selalu
pergi ke sudut pasar. Di sana, ada seorang nenek yang sudah tua renta
beragama Yahudi. Nenek itu sudah buta dan tak punya gigi lagi. Kepada
nenek itu, Nabi SAW selalu memberikan makan dan menyuapinya.
Si nenek ini tak mengetahui bahwa yang setiap hari memberinya makan dan menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW, orang yang paling dibencinya. Kepada orang yang lewat pasar, si nenek ini senantiasa mengajak orang-orang agar mereka menjauhi manusia yang bernama Muhammad. Nenek ini menganggap, Muhammad adalah orang yang paling jahat di dunia. Selain itu, nenek ini juga menganggap Muhammad telah menyebabkan terjadinya peperangan antarsuku dan mengganti keyakinan (agama) nenek moyangnya dengan Islam. Karena itu, ia ingin orang-orang menjauhi Muhammad.
Walaupun dibenci dan dicaci-maki oleh si nenek, Rasul SAW tak pernah marah. Dengan telaten, setiap hari Rasul selalu SAW menghaluskan makanan sebelum diberikan kepada si nenek. Dengan begitu, nenek itu bisa langsung memakan makanan yang sudah lunak tanpa perlu dikunyah. Selesai makan, si nenek selalu berpesan kepadanya agar berhati-hati bila bertemu dengan Muhammad.
Abu Bakar ingin meniru perilaku Nabi SAW ini. Ia lantas mendatangi sudut pasar untuk bertemu dan memberi makan si nenek. Namun, baru satu suapan makanan itu diberikan, si nenek lantas mengeluarkan makanan itu dan marah-marah kepada si penyuapnya, yakni Abu Bakar. Si nenek berkata, “Siapa kamu? Makanan ini sangat kasar. Engkau pasti orang lain dan bukan orang yang biasa memberiku makan?” Abu Bakar kemudian menyebutkan jati dirinya. Si nenek kemudian bercerita, si penyuapnya terdahulu itu selalu menghaluskan makanan sebelum diberikan kepadanya.
Si nenek pun lantas bertanya kepada Abu Bakar. “Kemana gerangan orang itu, sudah sepekan lebih ia tak datang kemari?” Mendengar hal itu, Abu Bakar pun menangis karena tak bisa meniru Rasulullah SAW. Abu Bakar lalu bercerita bahwa orang yang biasa menyuapi nenek itu adalah Muhammad dan kini telah wafat. Mendengar nama itu, maka si nenek itu pun kemudian tersadar. Ternyata, orang yang selama ini dibencinya begitu menyayanginya, memberinya makan, dan dengan telaten menyuapinya. Muhammad adalah seorang manusia yang santun dan sopan. Si nenek ini pun lantas bertobat dan memohon ampun.
Dari kisah di atas memberikan pelajaran kepada kita agar senantiasa hidup saling menyayangi, sekalipun kepada orang yang membenci kita dan berbeda agama. Kita lihat teladan yang diberikan Rasulullah, beliau menyayangi orang yang membenci, mencaci, dan memaki beliau dengan senantiasa memberikan yang terbaik kepada orang yang membenci beliau, dan pada akhirnya orang itu bertaubat dan memeluk agama Islam. Wallahu a'lam
Si nenek ini tak mengetahui bahwa yang setiap hari memberinya makan dan menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW, orang yang paling dibencinya. Kepada orang yang lewat pasar, si nenek ini senantiasa mengajak orang-orang agar mereka menjauhi manusia yang bernama Muhammad. Nenek ini menganggap, Muhammad adalah orang yang paling jahat di dunia. Selain itu, nenek ini juga menganggap Muhammad telah menyebabkan terjadinya peperangan antarsuku dan mengganti keyakinan (agama) nenek moyangnya dengan Islam. Karena itu, ia ingin orang-orang menjauhi Muhammad.
Walaupun dibenci dan dicaci-maki oleh si nenek, Rasul SAW tak pernah marah. Dengan telaten, setiap hari Rasul selalu SAW menghaluskan makanan sebelum diberikan kepada si nenek. Dengan begitu, nenek itu bisa langsung memakan makanan yang sudah lunak tanpa perlu dikunyah. Selesai makan, si nenek selalu berpesan kepadanya agar berhati-hati bila bertemu dengan Muhammad.
Abu Bakar ingin meniru perilaku Nabi SAW ini. Ia lantas mendatangi sudut pasar untuk bertemu dan memberi makan si nenek. Namun, baru satu suapan makanan itu diberikan, si nenek lantas mengeluarkan makanan itu dan marah-marah kepada si penyuapnya, yakni Abu Bakar. Si nenek berkata, “Siapa kamu? Makanan ini sangat kasar. Engkau pasti orang lain dan bukan orang yang biasa memberiku makan?” Abu Bakar kemudian menyebutkan jati dirinya. Si nenek kemudian bercerita, si penyuapnya terdahulu itu selalu menghaluskan makanan sebelum diberikan kepadanya.
Si nenek pun lantas bertanya kepada Abu Bakar. “Kemana gerangan orang itu, sudah sepekan lebih ia tak datang kemari?” Mendengar hal itu, Abu Bakar pun menangis karena tak bisa meniru Rasulullah SAW. Abu Bakar lalu bercerita bahwa orang yang biasa menyuapi nenek itu adalah Muhammad dan kini telah wafat. Mendengar nama itu, maka si nenek itu pun kemudian tersadar. Ternyata, orang yang selama ini dibencinya begitu menyayanginya, memberinya makan, dan dengan telaten menyuapinya. Muhammad adalah seorang manusia yang santun dan sopan. Si nenek ini pun lantas bertobat dan memohon ampun.
Dari kisah di atas memberikan pelajaran kepada kita agar senantiasa hidup saling menyayangi, sekalipun kepada orang yang membenci kita dan berbeda agama. Kita lihat teladan yang diberikan Rasulullah, beliau menyayangi orang yang membenci, mencaci, dan memaki beliau dengan senantiasa memberikan yang terbaik kepada orang yang membenci beliau, dan pada akhirnya orang itu bertaubat dan memeluk agama Islam. Wallahu a'lam
Hamba ALLAH SWT
Saya hanya seorang pengikut Rasulullah Muhammad saw akhir zaman, seorang yang bertobat dan sedang dalam perjalanan menuju Rabbnya, keridhoanNya, dan JannahNya... Wallahu'alam... ALLAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD...
17 Dalil (Tiada Nabi Setelah Muhammad)
1. QS AL AHZAB 40: " Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang
laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
Nabi-nabi"
2. Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan mereka ta'juk lalu berkata: 'kenapa kamu tidak taruh batu ini.?' Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi"
3. Imam Muslim juga meriwayatkan dari Jubair bin Mut'im RA bahwa Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya saya mempunyai nama-nama, saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi, yang mana Allah menghapuskan kekafiran karena saya, saya Al-Hasyir yang mana manusia berkumpul di kaki saya, saya Al-Aqib yang tidak ada Nabi setelahnya"
4. Abu Daud dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil, bersabda Nabi Muhammad SAW: "Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku"
5. Khutbah terakhir Rasulullah ... " ...Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang akan datang sesudahku dan tidak ada agama baru yang akan lahir. Karena itu, wahai manusia, berpikirlah dengan baik dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan kepadamu. Aku tinggalkan dua hal: Al Quran dan Sunnah, contoh-contoh dariku; dan jika kamu ikuti keduanya kamu tidak akan pernah tersesat ..."
6. Rasulullah SAW menjelaskan: "Suku Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para kalifah yang akan menjadi penerusku (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).
7. Rasulullah SAW menegaskan: "Posisiku dalam hubungan dengan nabi-nabi yang datang sebelumku dapat dijelaskan dengan contoh berikut: Seorang laki-laki mendirikan sebuah bangunan dan menghiasinya dengan keindahan yang agung, tetapi dia menyisakan sebuah lubang di sudut untuk tempat sebuah batu yang belum dipasang. Orang-orang melihat sekeliling bangunan tersebut dan mengagumi keindahannya, tetapi bertanya-tanya, kenapa ada sebuah batu yang hilang dari lubang tersebut? Aku seperti batu yang hilang itu dan aku adalah yang terakhir dalam jajaran Nabi-nabi". (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).
8. Rasulullah SAW menyatakan: "Allah telah memberkati aku dengan enam macam kebaikan yang tidak dinikmati Nabi-nabi terdahulu: - Aku dikaruniai keahlian berbicara yang efektif dan sempurna. - Aku diberi kemenangan kare musuh gentar menghadapiku - Harta rampasan perang dihalalkan bagiku. - Seluruh bumi telah dijadikan tempatku beribadah dan juga telah menjadi alat pensuci bagiku. Dengan kata lain, dalam agamaku, melakukan shalat tidak harus di suatu tempat ibadah tertentu. Shalat dapat dilakukan di manapun di atas bumi. Dan jika air tidak tersedia, ummatku diizinkan untuk berwudhu dengan tanah (Tayammum) dan membersihkan dirinya dengan tanah jika air untuk mandi langka. - Aku diutus Allah untuk menyampaikan pesan suciNYA bagi seluruh dunia. - Dan jajaran Kenabian telah mencapai akhirnya padaku (Riwayat Muslim, Tirmidhi, Ibnu Majah)
9. Rasulullah SAW menegaskan: "Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku". (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
10. Rasulullah SAW menjelaskan: 'Saya Muhammad, Saya Ahmad, Saya Pembersih dan kekafiran harus dihapuskan melalui aku; Saya Pengumpul, Manusia harus berkumpul pada hari kiamat yang datang sesudahku. (Dengan kata lain, Kiamat adalah satu-satunya yang akan datang sesudahku); dan saya adalah Yang Terakhir dalam arti tidak ada nabi yang datang sesudahku". (Bukhari dan Muslim, Kitab-ul-Fada'il, Bab Asmaun-Nabi; Tirmidhi, Kitab-ul-Adab, Bab Asma-un-Nabi; Muatta', Kitab-u-Asma-in-Nabi; Al-Mustadrak Hakim, Kitab-ut-Tarikh, Bab Asma-un-Nabi).
11. Rasulullah SAW menjelaskan: "Allah yang Maha Kuasa tidak mengirim seorang Nabi pun ke dunia ini yang tidak memperingatkan ummatnya tentang kemunculan Dajjal (Anti-Kristus, tetapi Dajjal tidak muncul dalam masa mereka). Aku yang terakhir dalam jajaran Nabi-Nabi dan kalian ummat terakhir yang beriman. Tidak diragukan, suatu saat, Dajjal akan datang dari antara kamu". (Ibnu Majah, Kitabul Fitan, Bab Dajjal).
12. Abdur Rahman bin Jubair melaporkan: "Saya mendengar Abdullah bin 'Amr ibn-'As menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah SAW keluar dari rumahnya dan bergabung dengan mereka. Tindak-tanduknya memberi kesan seolah-olah beliau akan meninggalkan kita. Beliau berkata: "Aku Muhammad, Nabi Allah yang buta huruf", dan mengulangi pernyataan itu tiga kali. Lalu beliau menegaskan: "Tidak ada lagi Nabi sesudahku". (Musnad Ahmad, Marwiyat 'Abdullah bin 'Amr ibn-'As).
13. Rasulullah SAW berkata: " Allah tidak akan mengutus Nabi sesudahku, tetapi hanya Mubashirat". Dikatakan, apa yang dimaksud dengan al-Mubashirat. Beliau berkata: Visi yang baik atau visi yang suci". (Musnad Ahmad, marwiyat Abu Tufail, Nasa'i, Abu Dawud). (Dengan kata lain tidak ada kemungkinan turunnya wahyu Allah di masa yang akan datang. Paling tinggi, jika seseorang mendapat inspirasi dari Allah, dia akan menerimanya dalam bentuk mimpi yang suci).
14. Rasulullah SAW berkata: "Jika benar seorang Nabi akan datang sesudahku, orang itu tentunya Umar bin Khattab". (Tirmidhi, Kitab-ul-Manaqib).
15. Rasulullah SAW berkata kepada 'Ali, "Hubunganmu denganku ialah seperti hubungan Harun dengan Musa. Tetapi tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku". (Bukhari dan Muslim, Kitab Fada'il as-Sahaba).
16. Rasulullah SAW menjelaskan: "Di antara suku Israel sebelum kamu, benar-benar ada orang-orang yang berkomunikasi dengan Tuhan, meskipun mereka bukanlah NabiNYA. Jika ada satu orang di antara ummatku yang akan berkomunikasi dengan Allah, orangnya tidak lain daripada Umar. (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib)
17. Rasulullah SAW berkata: "Tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku dan karena itu, tidak akan ada ummat lain pengikut nabi baru apapun". (Baihaqi, Kitab-ul-Rouya; Tabrani)
2. Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan mereka ta'juk lalu berkata: 'kenapa kamu tidak taruh batu ini.?' Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi"
3. Imam Muslim juga meriwayatkan dari Jubair bin Mut'im RA bahwa Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya saya mempunyai nama-nama, saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi, yang mana Allah menghapuskan kekafiran karena saya, saya Al-Hasyir yang mana manusia berkumpul di kaki saya, saya Al-Aqib yang tidak ada Nabi setelahnya"
4. Abu Daud dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil, bersabda Nabi Muhammad SAW: "Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku"
5. Khutbah terakhir Rasulullah ... " ...Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang akan datang sesudahku dan tidak ada agama baru yang akan lahir. Karena itu, wahai manusia, berpikirlah dengan baik dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan kepadamu. Aku tinggalkan dua hal: Al Quran dan Sunnah, contoh-contoh dariku; dan jika kamu ikuti keduanya kamu tidak akan pernah tersesat ..."
6. Rasulullah SAW menjelaskan: "Suku Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para kalifah yang akan menjadi penerusku (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).
7. Rasulullah SAW menegaskan: "Posisiku dalam hubungan dengan nabi-nabi yang datang sebelumku dapat dijelaskan dengan contoh berikut: Seorang laki-laki mendirikan sebuah bangunan dan menghiasinya dengan keindahan yang agung, tetapi dia menyisakan sebuah lubang di sudut untuk tempat sebuah batu yang belum dipasang. Orang-orang melihat sekeliling bangunan tersebut dan mengagumi keindahannya, tetapi bertanya-tanya, kenapa ada sebuah batu yang hilang dari lubang tersebut? Aku seperti batu yang hilang itu dan aku adalah yang terakhir dalam jajaran Nabi-nabi". (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).
8. Rasulullah SAW menyatakan: "Allah telah memberkati aku dengan enam macam kebaikan yang tidak dinikmati Nabi-nabi terdahulu: - Aku dikaruniai keahlian berbicara yang efektif dan sempurna. - Aku diberi kemenangan kare musuh gentar menghadapiku - Harta rampasan perang dihalalkan bagiku. - Seluruh bumi telah dijadikan tempatku beribadah dan juga telah menjadi alat pensuci bagiku. Dengan kata lain, dalam agamaku, melakukan shalat tidak harus di suatu tempat ibadah tertentu. Shalat dapat dilakukan di manapun di atas bumi. Dan jika air tidak tersedia, ummatku diizinkan untuk berwudhu dengan tanah (Tayammum) dan membersihkan dirinya dengan tanah jika air untuk mandi langka. - Aku diutus Allah untuk menyampaikan pesan suciNYA bagi seluruh dunia. - Dan jajaran Kenabian telah mencapai akhirnya padaku (Riwayat Muslim, Tirmidhi, Ibnu Majah)
9. Rasulullah SAW menegaskan: "Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku". (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
10. Rasulullah SAW menjelaskan: 'Saya Muhammad, Saya Ahmad, Saya Pembersih dan kekafiran harus dihapuskan melalui aku; Saya Pengumpul, Manusia harus berkumpul pada hari kiamat yang datang sesudahku. (Dengan kata lain, Kiamat adalah satu-satunya yang akan datang sesudahku); dan saya adalah Yang Terakhir dalam arti tidak ada nabi yang datang sesudahku". (Bukhari dan Muslim, Kitab-ul-Fada'il, Bab Asmaun-Nabi; Tirmidhi, Kitab-ul-Adab, Bab Asma-un-Nabi; Muatta', Kitab-u-Asma-in-Nabi; Al-Mustadrak Hakim, Kitab-ut-Tarikh, Bab Asma-un-Nabi).
11. Rasulullah SAW menjelaskan: "Allah yang Maha Kuasa tidak mengirim seorang Nabi pun ke dunia ini yang tidak memperingatkan ummatnya tentang kemunculan Dajjal (Anti-Kristus, tetapi Dajjal tidak muncul dalam masa mereka). Aku yang terakhir dalam jajaran Nabi-Nabi dan kalian ummat terakhir yang beriman. Tidak diragukan, suatu saat, Dajjal akan datang dari antara kamu". (Ibnu Majah, Kitabul Fitan, Bab Dajjal).
12. Abdur Rahman bin Jubair melaporkan: "Saya mendengar Abdullah bin 'Amr ibn-'As menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah SAW keluar dari rumahnya dan bergabung dengan mereka. Tindak-tanduknya memberi kesan seolah-olah beliau akan meninggalkan kita. Beliau berkata: "Aku Muhammad, Nabi Allah yang buta huruf", dan mengulangi pernyataan itu tiga kali. Lalu beliau menegaskan: "Tidak ada lagi Nabi sesudahku". (Musnad Ahmad, Marwiyat 'Abdullah bin 'Amr ibn-'As).
13. Rasulullah SAW berkata: " Allah tidak akan mengutus Nabi sesudahku, tetapi hanya Mubashirat". Dikatakan, apa yang dimaksud dengan al-Mubashirat. Beliau berkata: Visi yang baik atau visi yang suci". (Musnad Ahmad, marwiyat Abu Tufail, Nasa'i, Abu Dawud). (Dengan kata lain tidak ada kemungkinan turunnya wahyu Allah di masa yang akan datang. Paling tinggi, jika seseorang mendapat inspirasi dari Allah, dia akan menerimanya dalam bentuk mimpi yang suci).
14. Rasulullah SAW berkata: "Jika benar seorang Nabi akan datang sesudahku, orang itu tentunya Umar bin Khattab". (Tirmidhi, Kitab-ul-Manaqib).
15. Rasulullah SAW berkata kepada 'Ali, "Hubunganmu denganku ialah seperti hubungan Harun dengan Musa. Tetapi tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku". (Bukhari dan Muslim, Kitab Fada'il as-Sahaba).
16. Rasulullah SAW menjelaskan: "Di antara suku Israel sebelum kamu, benar-benar ada orang-orang yang berkomunikasi dengan Tuhan, meskipun mereka bukanlah NabiNYA. Jika ada satu orang di antara ummatku yang akan berkomunikasi dengan Allah, orangnya tidak lain daripada Umar. (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib)
17. Rasulullah SAW berkata: "Tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku dan karena itu, tidak akan ada ummat lain pengikut nabi baru apapun". (Baihaqi, Kitab-ul-Rouya; Tabrani)
Besarnya Rahmat Allah untuk Seluruh Makhluk-Nya
Pernahkah kita membayangkan seberapa besar rahmat yang telah Allah
SWT berikan? Rasulullah SAW telah memberikan gambaran yang cukup jelas.
Apabila seluruh rahmat yang telah diberikan oleh Allah SWT di dunia ini
dikumpulkan, mulai dari Nabi Adam hingga kiamat datang, maka itu baru 1%
saja dari keseluruhan rahmat yang Allah miliki.
Nabi SAW sengaja memberikan contoh yang sangat ringan dan sederhana, yaitu bagaimana induk kuda yang dengan rahmat-Nya mengangkat kaki agar sang anak yang masih kecil tidak terinjak oleh kakinya. Contoh tersebut hanyalah salah satu dari sekian banyak rahmat Allah yang turun ke dunia. Kita pun bisa merasakan sendiri berbagai macam rahmat Allah yang selama ini kita terima.
Contoh lainnya yaitu ketika kita berbuat salah kepada seseorang. Kesalahan yang kita lakukan kepadanya cukup berat sehingga orang tersebut marah besar kepada kita. Pada saat kita datang ke rumahnya untuk meminta maaf, perasaan kita pasti akan takut sekali sebelum memasuki rumahnya.
Lalu kitapun meminta maaf atas kesalahan yang kita lakukan tanpa sengaja itu dan siap menerima resiko apapun dari orang tersebut. Namun tanpa diduga, orang tersebut ternyata menerima permintaan maaf kita dan menyambut kita dengan ramah. Seketika itu lega dan gembiralah hati kita. Itulah sebagian kecil dari rahmat yang Allah berikan kepada orang tersebut untuk dibagi kepada kita.
Kalau mendapatkan sebagian kecil itu saja sudah cukup membahagiakan kita beberapa hari, bagaimanakah kiranya jika kita menerima rahmat-Nya yang beribu bahkan berjuta kali lipat dari itu? Allah sudah menjamin 99% rahmat yang dimiliki-Nya untuk diberikan kepada mereka yang masuk surga. Wallahu'alam... @Rumah Zakat
Nabi SAW sengaja memberikan contoh yang sangat ringan dan sederhana, yaitu bagaimana induk kuda yang dengan rahmat-Nya mengangkat kaki agar sang anak yang masih kecil tidak terinjak oleh kakinya. Contoh tersebut hanyalah salah satu dari sekian banyak rahmat Allah yang turun ke dunia. Kita pun bisa merasakan sendiri berbagai macam rahmat Allah yang selama ini kita terima.
Contoh lainnya yaitu ketika kita berbuat salah kepada seseorang. Kesalahan yang kita lakukan kepadanya cukup berat sehingga orang tersebut marah besar kepada kita. Pada saat kita datang ke rumahnya untuk meminta maaf, perasaan kita pasti akan takut sekali sebelum memasuki rumahnya.
Lalu kitapun meminta maaf atas kesalahan yang kita lakukan tanpa sengaja itu dan siap menerima resiko apapun dari orang tersebut. Namun tanpa diduga, orang tersebut ternyata menerima permintaan maaf kita dan menyambut kita dengan ramah. Seketika itu lega dan gembiralah hati kita. Itulah sebagian kecil dari rahmat yang Allah berikan kepada orang tersebut untuk dibagi kepada kita.
Kalau mendapatkan sebagian kecil itu saja sudah cukup membahagiakan kita beberapa hari, bagaimanakah kiranya jika kita menerima rahmat-Nya yang beribu bahkan berjuta kali lipat dari itu? Allah sudah menjamin 99% rahmat yang dimiliki-Nya untuk diberikan kepada mereka yang masuk surga. Wallahu'alam... @Rumah Zakat
Sebaik-baik Hamba ALLAH SWT
Di dalam Shahihain dinyatakan, bahwa Rasulullah bersabda: “Shalat yang
paling dicintai Allah adalah shalat Dawud. Puasa yang paling dicintai
Allah adalah puasa Dawud. Beliau tidur setengah malam, bangung
sepertiganya dan tidur seperempatnya. Beliau puasa satu hari dan berbuka
satu hari. Beliau tidak lari jika berjumpa musuh. Dan sesungguhnya
beliau adalah orang yang awwab [orang yang segera kembali kepada Allah
dalam seluruh perkara dan keadaan].”
Berlindung kepada ALLAH SWT dari Amal Masa Lalu dan yang akan Datang
Allaahumma Innii A’uudzu Bika Min Syarri Maa ‘Amiltu Wa Min Syarri Maa Lam A’mal
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukkan sesuatu yang telah aku lakukan, dan dari keburukkan sesuatu yang belum aku lakukan.”
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukkan sesuatu yang telah aku lakukan, dan dari keburukkan sesuatu yang belum aku lakukan.”
Allaahumma Innii A’uudzu Bika Min Syarri Maa ‘Amiltu Wa Min Syarri Maa Lam A’mal
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
keburukkan sesuatu yang telah aku lakukan, dan dari keburukkan sesuatu
yang belum aku lakukan.”
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2014/04/16/29890/doa-penting-berlindung-dari-buruknya-amal-yang-lalu-dan-akan-datang/#sthash.R9IgnH4a.dpufMinggu, 21 Juni 2015
Akhlakul Karimah
Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasul teladan yang baik bagi yang mengharapkan (ridha) Allah dan ganjaran di hari kemudian.” (QS Al Ahzab(33):21).
Tadabbur Al Hasyr 59
Kemahabesaran ALLAH SWT melalui ayat-ayat kauliyah dan kauniyahnya merupakan Rahmat dari ALLAH SWT kepada manusia yang harus disyukuri... AL QURAN adalah mukjizat ALLAH SWT yang terbesar kepada Rasulullah Muhammad saw yang merupakan Rahmat ALLAH SWT kepada manusia... Manusia dianugrahi dan dipercaya oleh ALLAH SWT kemampuan untuk mempelajari, menghafal, dan mentadabburinya, itu hanya bisa dilakukan oleh manusia, yang padahal apabila Al Quran diberikan kepercayaan kepada gunung, maka ia akan hancur terpecah belah (dalam suatu riwayat disebutkan bahwa apabila seorang penghafal Al Quran (hafidz) tidak mengamalkan isi Al Quran dengan baik, maka di alam kubur kepalanya akan dipecahkan oleh malaikat dengan dijatuhi batu yang besar... Naudzubika min sakhotika wan naar, namun sebaliknya akan dianugrah JannahNya...) Wallahu'alam... ALLAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD...
Ramadhan
Shaum Ramadhan dapat imbalan dari ALLAH SWT melebihi dari apa yang pernah kita dapat dari orang kaya, karena ALLAH SWT Maha Penyayang kepada manusia, yang Maha Menciptakan, sementara yang lain hanya untuk kepentingan belaka... Wallahu'alam
Al-Maidah ayat 8
“Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang
selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan.”
Anak Soleh
Anak soleh adalah hasil didikan orang tua sesuai dengan ajaran Islam yang benar, misal Nabi Sulaiman as... Wallahu'alam
Hidup itu Pilihan
Hawa nafsu diperbudak setan yang jahat, atau dituntun oleh ajaran Islam? Kalau jahat itu buruk, sebaliknya: jalan keselamatan... Wallahu'alam
Iblis yang Menyesal
Cerita tentang kesombongan, tentang takabur, tentang selalu
berbangga diri, adalah sebuah kisah yang lebih tua dibanding penciptaan
manusia. Ia hadir dan berawal ketika manusia masih dalam perencanaan
penciptaan. Karena hanya para malaikat makhluk yang diciptakan sebelum
manusia, kesombongan sejatinya berhulu dari malaikat. ADALAH Azazil,
malaikat yang dikenal penduduk surga karena doanya mudah dikabulkan oleh
Allah. Karena selalu dikabulkan oleh Allah, bahkan para malaikat pernah
memintanya untuk mendoakan agar mereka tidak tertimpa laknat Allah.
Tersebutlah suatu ketika saat berkeliling di surga, malaikat Israfil mendapati sebuah tulisan "Seorang hamba Allah yang telah lama mengabdi akan mendapat laknat dengan sebab menolak perintah Allah." Tulisan yang tertera di salah satu pintu surga itu, tak pelak membuat Israfil menangis. Ia takut, itu adalah dirinya. Beberapa malaikat lain juga menangis
dan punya ketakutan yang sama seperti Israfil, setelah mendengar kabar perihal tulisan di pintu surga itu dari Israfil. Mereka lalu sepakat mendatangi Azazil dan meminta didoakan agar tidak tertimpa laknat dari Allah. Setelah mendengar penjelasan dari Israfil dan para malaikat yang lain, Azazil lalu memanjatkan doa.
"Ya Allah. Janganlah Engkau murka atas mereka."
Di luar doanya yang mustajab, Azazil dikenal juga sebagai Sayidul Malaikat alias penghulu para malaikat dan Khazinul Jannah (bendaharawan surga). Semua lapis langit dan para penghuninya, menjuluki Azazil dengan sebutan penuh kemuliaan meski berbeda-beda.
>Pada langit lapis pertama , ia berjuluk Aabid, ahli ibadah yang mengabdi luar biasa kepada Allah pada langit lapis pertama,
>Di langit lapis kedua, julukan pada Azazil adalah Raki atau ahli ruku kepada Allah,
>Di langit lapis ke tiga, ia berjuluk Saajid atau ahli sujud,
>Di langit ke empat ia dijuluki Khaasyi karena selalu merendah dan takluk kepada Allah,
>Di langit lapis kelima menyebut Azazil sebagai Qaanit Karena ketaatannya kepada Allah,
>Di langit keenam Gelar Mujtahid, karena ia bersungguh-sungguh ketika beribadah kepada Allah.
> Pada langit ketujuh, ia dipanggil Zaahid, karena sederhana dalam menggunakan sarana hidup.
Selama 120 ribu tahun, Azazil, si penghulu para malaikat menyandang semua gelar kehormatan dan kemuliaan, hingga tibalah ketika para malaikat melakukan musyawarah besar atas undangan Allah. Ketika itu, Allah, Zat pemilik kemutlakan dan semua niat, mengutarakan maksud untuk menciptakan pemimpin di bumi.
"Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi."
begitulah firman Allah.(QS. Al Baqarah : 30)
Semua malaikat hampir serentak menjawab mendengar kehendak Allah.
"Ya Allah, mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi, yang hanya akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau."(QS. Al Baqarah : 30)
Allah menjawab kekhawatiran para malaikat dan meyakinkan bahwa,
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqarah : 30)
Allah lalu menciptakan manusia pertama yang diberi nama Adam. Kepada para malaikat, Allah memperagakan kelebihan dan keistimewaan Adam, yang menyebabkan para malaikat mengakui kelebihan Adam atas mereka. Lalu Allah menyuruh semua malaikat agar bersujud kepada Adam, sebagai wujud kepatuhan dan pengakuan atas kebesaran Allah. Seluruh malaikat pun bersujud, kecuali Azazil.
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk
golongan orang-orang yang kafir" (Al Baqarah: 34)
Bersemi Sejak di Awal Surga
Sebagai penghulu para malaikat dengan semua gelar dan sebutan kemuliaan, Azazil merasa tak pantas bersujud pada makhluk lain termasuk Adam karena merasa penciptaan dan statusnya yang lebih baik. Allah melihat tingkah dan sikap Azazil, lalu bertanya dengan memberi gelaran baru baginya Iblis. "Hai Iblis, apakah yang menghalangimu untuk bersujud
kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri (takabur) ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi?" Mendengar pernyataan Allah, bukan permintaan ampun yang keluar dari Azazil, sebaliknya ia malah menentang dan berkata,
"Ya Allah, aku (memang) lebih baik dibandingkan Adam. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Adam Engkau ciptakan dari tanah."
Mendengar jawaban Azazil yang sombong, Allah berfirman.
"Keluarlah kamu dari surga. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang diusir".
Azazil alias Iblis, sejak itu tak lagi berhak menghuni surga. Kesombongan dirinya, yang merasa lebih baik, lebih mulia dan sebagainya dibanding makhluk lain telah menyebabkannya menjadi penentang Allah yang paling nyata. Padahal Allah sungguh tak menyukai orang-orang yang sombong.
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."
Bibit kesombongan dari Azazil sejatinya sudah bersemai sejak Israfil dan para malaikat mendatanginya agar mendoakan mereka kepada Allah. Waktu itu, ketika mendengar penjelasan Israfil, Azazil berkata,
"Ya Allah! Hamba-Mu yang manakah yang berani menentang perintah-Mu, sungguh aku ikut mengutuknya."
Azazil lupa, dirinya adalah juga hamba Allah dan tak menyadari bahwa kata "hamba" yang tertera pada tulisan di pintu surga, bisa menimpa kepada siapa saja, termasuk dirinya.
Lalu, demi mendengar ketetapan Allah, Iblis bertambah nekat seraya meminta kepada Allah agar diberi dispensasi. Katanya,
"Ya Allah, beri tangguhlah aku sampai mereka ditangguhkan."
Allah bermurah hati, dan Iblis mendapat apa yang dia minta yaitu masa hidup panjang selama manusia masih hidup di permukaan bumi sebagai khalifah. Dasar Iblis, Allah yang maha pemurah, masih juga ditawar. Ia lantas bersumpah akan menyesatkan Adam dan anak cucunya, seluruhnya, Kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis di antara mereka.
" Maka kata Allah, "Yang benar adalah sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka jahanam dengan jenis dari golongan kamu dan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya."
Menular pada Manusia Korban pertama dari usaha penyesatan yang dilakukan Iblis, tentu saja adalah Adam dan Hawa. Dengan tipu daya dan rayuan memabukkan, Nabi Adam as. dan Siti Hawa lupa pada perintah dan larangan Allah. Keduanya baru sadar setelah murka Allah turun. Terlambat memang, karena itu Adam dan Hawa diusir dari surga dan ditempatkan di bumi. Dan sukses Iblis menjadikan Adam dan Hawa sebagai korban pertama penyesatannya, tak bisa dilihat sebagai sebuah kebetulan. Adam dan Hawa, bagaimanapun adalah Bapak dan Ibu seluruh manusia, awal dari semua sperma dan indung telur. Mereka berdua, karena itu menjadi alat ukur keberhasilan atau ketidakberhasilan Iblis menyesatkan
manusia. Jika asal usul seluruh manusia saja, berhasil disesatkan apalagi anak cucunya.
Singkat kata, kesesatan yang di dalamnya juga ada sombong, takabur, selalu merasa paling hebat, lupa bahwa masih ada Allah, juga sangat bisa menular kepada manusia sampai kelak di ujung zaman.
Di banyak riwayat, banyak kisah tentang kaum atau umat terdahulu yang takabur menentang dan memperolokkan hukum-hukum Allah, sehingga ditimpakan kepada mereka azab yang mengerikan. Kaum Aad, Tsamud, umat Nuh, kaum Luth, dan Bani Israil adalah sedikit contoh dari bangsa-bangsa yang takabur dan sombong lalu mereka dinistakan oleh
Allah, senista-nistanya. Karena sifat takabur pula, sosok-sosok seperti Fir'aun si Raja Mesir kuno, Qarun, Hamaan dan Abu Jahal juga mendapatkan azab yang sangat pedih di dunia dan pasti kelak di akhirat.
Pada zaman sekarang, manusia sombong yang selalu menentang Allah bukan berkurang, sebaliknya malah bertambah. Ada yang sibuk mengumpulkan harta dan lalu menonjolkan diri dengan kekayaannya. Yang lain rajin mencari ilmu, namun kemudian takabur dan merasa paling pintar. Sebagian berbangga dengan asal usul keturunan; turunan ningrat, anak kiai, dan sebagainya. Ada juga yang merasa diri paling cantik, paling putih, paling mulus dibanding manusia lain. Mereka yang beribadah, shalat siang malam, puasa, zakat dan berhaji merasa paling saleh dan sebagainya. Ada yang meninggalkan perintah-perintah Tuhan hanya karena mempertahankan dan bangga dengan budaya warisan nenek
moyang, dan seolah-olah segala sesuatu di luar budaya itu tak bernilai. Tak sedikit juga yang mengesampingkan larangan-larangan Allah hanya karena menguber era laju zaman modern yang selalu dibanggakan. Sebagai manusia, orang-orang semacam itu tak bermanfaat sama sekali. Mata jasmani mereka memang melihat, tapi mata hatinya sudah buta melihat kebenaran dan kebesaran Allah. Allah telah dijadikan nomor dua, sementara yang nomor satu adalah diri dan makhluk lain di sekitar dirinya. Hati mereka menjadi gelap tanpa nur iman sebagai pelita. Akal mereka tidak dapat membedakan antara yang hak (benar) dengan yang batil (salah).
"Kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri (takabur)"
(Al Muddatstsir: 23).
Iblis sebagai pelopor sifat takabur selalu mendoktrin kepada siapa saja sifat takabur, dan mewariskannya kepada jin dan manusia. Tujuannya jelas, untuk menyebarkan sumpah (Iblis) pada golongannya sebagaimana golongan setan dari jenis jin. Setan tentu dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa jin, begitu pula setan dari golongan jenis manusia, sangat dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa manusia.
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai" (Al Araaf: 179).
Tersebutlah suatu ketika saat berkeliling di surga, malaikat Israfil mendapati sebuah tulisan "Seorang hamba Allah yang telah lama mengabdi akan mendapat laknat dengan sebab menolak perintah Allah." Tulisan yang tertera di salah satu pintu surga itu, tak pelak membuat Israfil menangis. Ia takut, itu adalah dirinya. Beberapa malaikat lain juga menangis
dan punya ketakutan yang sama seperti Israfil, setelah mendengar kabar perihal tulisan di pintu surga itu dari Israfil. Mereka lalu sepakat mendatangi Azazil dan meminta didoakan agar tidak tertimpa laknat dari Allah. Setelah mendengar penjelasan dari Israfil dan para malaikat yang lain, Azazil lalu memanjatkan doa.
"Ya Allah. Janganlah Engkau murka atas mereka."
Di luar doanya yang mustajab, Azazil dikenal juga sebagai Sayidul Malaikat alias penghulu para malaikat dan Khazinul Jannah (bendaharawan surga). Semua lapis langit dan para penghuninya, menjuluki Azazil dengan sebutan penuh kemuliaan meski berbeda-beda.
>Pada langit lapis pertama , ia berjuluk Aabid, ahli ibadah yang mengabdi luar biasa kepada Allah pada langit lapis pertama,
>Di langit lapis kedua, julukan pada Azazil adalah Raki atau ahli ruku kepada Allah,
>Di langit lapis ke tiga, ia berjuluk Saajid atau ahli sujud,
>Di langit ke empat ia dijuluki Khaasyi karena selalu merendah dan takluk kepada Allah,
>Di langit lapis kelima menyebut Azazil sebagai Qaanit Karena ketaatannya kepada Allah,
>Di langit keenam Gelar Mujtahid, karena ia bersungguh-sungguh ketika beribadah kepada Allah.
> Pada langit ketujuh, ia dipanggil Zaahid, karena sederhana dalam menggunakan sarana hidup.
Selama 120 ribu tahun, Azazil, si penghulu para malaikat menyandang semua gelar kehormatan dan kemuliaan, hingga tibalah ketika para malaikat melakukan musyawarah besar atas undangan Allah. Ketika itu, Allah, Zat pemilik kemutlakan dan semua niat, mengutarakan maksud untuk menciptakan pemimpin di bumi.
"Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi."
begitulah firman Allah.(QS. Al Baqarah : 30)
Semua malaikat hampir serentak menjawab mendengar kehendak Allah.
"Ya Allah, mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi, yang hanya akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau."(QS. Al Baqarah : 30)
Allah menjawab kekhawatiran para malaikat dan meyakinkan bahwa,
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqarah : 30)
Allah lalu menciptakan manusia pertama yang diberi nama Adam. Kepada para malaikat, Allah memperagakan kelebihan dan keistimewaan Adam, yang menyebabkan para malaikat mengakui kelebihan Adam atas mereka. Lalu Allah menyuruh semua malaikat agar bersujud kepada Adam, sebagai wujud kepatuhan dan pengakuan atas kebesaran Allah. Seluruh malaikat pun bersujud, kecuali Azazil.
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk
golongan orang-orang yang kafir" (Al Baqarah: 34)
Bersemi Sejak di Awal Surga
Sebagai penghulu para malaikat dengan semua gelar dan sebutan kemuliaan, Azazil merasa tak pantas bersujud pada makhluk lain termasuk Adam karena merasa penciptaan dan statusnya yang lebih baik. Allah melihat tingkah dan sikap Azazil, lalu bertanya dengan memberi gelaran baru baginya Iblis. "Hai Iblis, apakah yang menghalangimu untuk bersujud
kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri (takabur) ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi?" Mendengar pernyataan Allah, bukan permintaan ampun yang keluar dari Azazil, sebaliknya ia malah menentang dan berkata,
"Ya Allah, aku (memang) lebih baik dibandingkan Adam. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Adam Engkau ciptakan dari tanah."
Mendengar jawaban Azazil yang sombong, Allah berfirman.
"Keluarlah kamu dari surga. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang diusir".
Azazil alias Iblis, sejak itu tak lagi berhak menghuni surga. Kesombongan dirinya, yang merasa lebih baik, lebih mulia dan sebagainya dibanding makhluk lain telah menyebabkannya menjadi penentang Allah yang paling nyata. Padahal Allah sungguh tak menyukai orang-orang yang sombong.
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."
Bibit kesombongan dari Azazil sejatinya sudah bersemai sejak Israfil dan para malaikat mendatanginya agar mendoakan mereka kepada Allah. Waktu itu, ketika mendengar penjelasan Israfil, Azazil berkata,
"Ya Allah! Hamba-Mu yang manakah yang berani menentang perintah-Mu, sungguh aku ikut mengutuknya."
Azazil lupa, dirinya adalah juga hamba Allah dan tak menyadari bahwa kata "hamba" yang tertera pada tulisan di pintu surga, bisa menimpa kepada siapa saja, termasuk dirinya.
Lalu, demi mendengar ketetapan Allah, Iblis bertambah nekat seraya meminta kepada Allah agar diberi dispensasi. Katanya,
"Ya Allah, beri tangguhlah aku sampai mereka ditangguhkan."
Allah bermurah hati, dan Iblis mendapat apa yang dia minta yaitu masa hidup panjang selama manusia masih hidup di permukaan bumi sebagai khalifah. Dasar Iblis, Allah yang maha pemurah, masih juga ditawar. Ia lantas bersumpah akan menyesatkan Adam dan anak cucunya, seluruhnya, Kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis di antara mereka.
" Maka kata Allah, "Yang benar adalah sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka jahanam dengan jenis dari golongan kamu dan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya."
Menular pada Manusia Korban pertama dari usaha penyesatan yang dilakukan Iblis, tentu saja adalah Adam dan Hawa. Dengan tipu daya dan rayuan memabukkan, Nabi Adam as. dan Siti Hawa lupa pada perintah dan larangan Allah. Keduanya baru sadar setelah murka Allah turun. Terlambat memang, karena itu Adam dan Hawa diusir dari surga dan ditempatkan di bumi. Dan sukses Iblis menjadikan Adam dan Hawa sebagai korban pertama penyesatannya, tak bisa dilihat sebagai sebuah kebetulan. Adam dan Hawa, bagaimanapun adalah Bapak dan Ibu seluruh manusia, awal dari semua sperma dan indung telur. Mereka berdua, karena itu menjadi alat ukur keberhasilan atau ketidakberhasilan Iblis menyesatkan
manusia. Jika asal usul seluruh manusia saja, berhasil disesatkan apalagi anak cucunya.
Singkat kata, kesesatan yang di dalamnya juga ada sombong, takabur, selalu merasa paling hebat, lupa bahwa masih ada Allah, juga sangat bisa menular kepada manusia sampai kelak di ujung zaman.
Di banyak riwayat, banyak kisah tentang kaum atau umat terdahulu yang takabur menentang dan memperolokkan hukum-hukum Allah, sehingga ditimpakan kepada mereka azab yang mengerikan. Kaum Aad, Tsamud, umat Nuh, kaum Luth, dan Bani Israil adalah sedikit contoh dari bangsa-bangsa yang takabur dan sombong lalu mereka dinistakan oleh
Allah, senista-nistanya. Karena sifat takabur pula, sosok-sosok seperti Fir'aun si Raja Mesir kuno, Qarun, Hamaan dan Abu Jahal juga mendapatkan azab yang sangat pedih di dunia dan pasti kelak di akhirat.
Pada zaman sekarang, manusia sombong yang selalu menentang Allah bukan berkurang, sebaliknya malah bertambah. Ada yang sibuk mengumpulkan harta dan lalu menonjolkan diri dengan kekayaannya. Yang lain rajin mencari ilmu, namun kemudian takabur dan merasa paling pintar. Sebagian berbangga dengan asal usul keturunan; turunan ningrat, anak kiai, dan sebagainya. Ada juga yang merasa diri paling cantik, paling putih, paling mulus dibanding manusia lain. Mereka yang beribadah, shalat siang malam, puasa, zakat dan berhaji merasa paling saleh dan sebagainya. Ada yang meninggalkan perintah-perintah Tuhan hanya karena mempertahankan dan bangga dengan budaya warisan nenek
moyang, dan seolah-olah segala sesuatu di luar budaya itu tak bernilai. Tak sedikit juga yang mengesampingkan larangan-larangan Allah hanya karena menguber era laju zaman modern yang selalu dibanggakan. Sebagai manusia, orang-orang semacam itu tak bermanfaat sama sekali. Mata jasmani mereka memang melihat, tapi mata hatinya sudah buta melihat kebenaran dan kebesaran Allah. Allah telah dijadikan nomor dua, sementara yang nomor satu adalah diri dan makhluk lain di sekitar dirinya. Hati mereka menjadi gelap tanpa nur iman sebagai pelita. Akal mereka tidak dapat membedakan antara yang hak (benar) dengan yang batil (salah).
"Kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri (takabur)"
(Al Muddatstsir: 23).
Iblis sebagai pelopor sifat takabur selalu mendoktrin kepada siapa saja sifat takabur, dan mewariskannya kepada jin dan manusia. Tujuannya jelas, untuk menyebarkan sumpah (Iblis) pada golongannya sebagaimana golongan setan dari jenis jin. Setan tentu dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa jin, begitu pula setan dari golongan jenis manusia, sangat dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa manusia.
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai" (Al Araaf: 179).
Para Pemimpin Pemuda Jannah
Ibnu
'Asakir dengan sanadnya
dari Ibnu Abbas
menukil bahwa Rasulullah saw bersabda, "Hasan dan Husain adalah dua pembesar para pemuda penghuni Jannah, barang siapa mencintai keduanya berarti dia mencintaiku dan barang siapa memusuhi keduanya berarti dia memusuhiku."
Kamis, 18 Juni 2015
Nikmat Terbesar
Nikmat iman Islam dan nikmat beribadah kepada ALLAH SWT mengikuti Rasulullah Muhammad saw... Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad... Wallahu'alam...
Senin, 15 Juni 2015
Maksiat
Maksiat hanya merusak diri sendiri... Oleh karena itu jauhi maksiat dan mendekat kepada ajaran Dienul Islam... Wallahu'alam
Mengapa ALLAH Menciptakan Makhluk
Syaikh Abu Yazid al-Bistami ditanya oleh seseorang, “Mengapa Allah menciptakan makhluk?”
Ia menjawab, “Allah menciptakan makhluk untuk…
menunjukkan kekuasaan-Nya; Dia memberikan rezeki kepada mereka untuk menunjukkan kemurahan-Nya; Dia menghidupkan mereka untuk menunjukkan kebesaran-Nya; Dia mematikan mereka untuk menunjukkan keperkasaan-Nya; Dia menghitung amal mereka untuk menunjukkan keadilan-Nya;
Dia memasukkan mereka ke dalam surga untuk menunjukkan karunia dan kasih sayang-Nya; Dia memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka untuk menunjukkan murka dan azab-Nya.” Di samping itu, alasan Allah menciptakan alam semesta karena mereka akan memuji dan membesarkan-Nya.
Hal ini kemudian diperjelas dengan sabda Nabi Muhammad Saw. yang menyatakan firman Allah:
“Khalaqtu al-khalq liyurbihu li wa la arbaha ‘alayhim“, ‘Aku ciptakan makhluk supaya mereka mengambil manfaat dari-Ku, dan sekali-sekali Aku tidak mengambil manfaat dari mereka’.
Firman Allah Swt. tatkala menjawab pertanyaan Nabi Daud a.s. yang datang bersujud kepada-Nya seraya bertanya, “Ya Tuhanku! Apa alasan Engkau menciptakan makhluk?”
Allah pun menjawab, “Kuntu kunuzun makhfiyya, fa ahbabtu an u’raf, fakhalaqtu al-khalqa li’uraf” “Aku adalah Perbendaharaan Yang Tersembunyi, padahal Aku sangat ingin dikenal. Oleh karena itu, Aku ciptakan makhluk agar mereka mengenal-Ku.”
Seperti Firman Allah dalam Adh-Dhariyat (51) ayat: 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.
Menurut Ibn Abbas–seorang mufasir Alquran periode awal– frasa “beribadah kepada-Ku (ya’ buduuni) bermakna “mengetahui-Ku (ya’rifuuni)” atau lebih tegas lagi *”mengenal-Ku.”
Allahua’lam.
Ia menjawab, “Allah menciptakan makhluk untuk…
menunjukkan kekuasaan-Nya; Dia memberikan rezeki kepada mereka untuk menunjukkan kemurahan-Nya; Dia menghidupkan mereka untuk menunjukkan kebesaran-Nya; Dia mematikan mereka untuk menunjukkan keperkasaan-Nya; Dia menghitung amal mereka untuk menunjukkan keadilan-Nya;
Dia memasukkan mereka ke dalam surga untuk menunjukkan karunia dan kasih sayang-Nya; Dia memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka untuk menunjukkan murka dan azab-Nya.” Di samping itu, alasan Allah menciptakan alam semesta karena mereka akan memuji dan membesarkan-Nya.
Hal ini kemudian diperjelas dengan sabda Nabi Muhammad Saw. yang menyatakan firman Allah:
“Khalaqtu al-khalq liyurbihu li wa la arbaha ‘alayhim“, ‘Aku ciptakan makhluk supaya mereka mengambil manfaat dari-Ku, dan sekali-sekali Aku tidak mengambil manfaat dari mereka’.
Firman Allah Swt. tatkala menjawab pertanyaan Nabi Daud a.s. yang datang bersujud kepada-Nya seraya bertanya, “Ya Tuhanku! Apa alasan Engkau menciptakan makhluk?”
Allah pun menjawab, “Kuntu kunuzun makhfiyya, fa ahbabtu an u’raf, fakhalaqtu al-khalqa li’uraf” “Aku adalah Perbendaharaan Yang Tersembunyi, padahal Aku sangat ingin dikenal. Oleh karena itu, Aku ciptakan makhluk agar mereka mengenal-Ku.”
Seperti Firman Allah dalam Adh-Dhariyat (51) ayat: 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.
Menurut Ibn Abbas–seorang mufasir Alquran periode awal– frasa “beribadah kepada-Ku (ya’ buduuni) bermakna “mengetahui-Ku (ya’rifuuni)” atau lebih tegas lagi *”mengenal-Ku.”
Allahua’lam.
Tabligh
Mengajak orang kepada Dienul Islam, keselamatan dunia dan akhirat... Wallahu'alam... Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad...
Kamis, 11 Juni 2015
ALLAH Maha Tahu
“Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui
apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha
Mengetahui segala isi hati ? (at-Taghaabun: 4)
Kematian Nabi Sulaiman as
Allah berfirman:
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS Saba : 14)
Dikisahkan bahwa pada suatu hari ketika Nabi Sulaiman sedang shalat, tiba-tiba ia melihat sebatang pohon di hadapannya, maka beliau pun bertanya, “Siapa namamu?”
Pohon itu menjawab, “Al-khurub (perusak).”
“Lalu untuk apa engkau datang?” tanya Sulaiman.
“Untuk merusak rumah ini,” jawabnya.
Selanjutnya Nabi Sulaiman berucap:
“Ya Allah timpakanlah kematian kepada bangsa jin sehingga manusia mengetahui bahwa jin tidak mengetahui yang ghaib.”
Kemudian beliau menancapkan pohon tersebut sebagai tongkat dan bersandar padanya. Beliau dalam keadaan seperti itu ketika malaikat maut datang menjeputnya dan mencabut nyawanya. Tubuh Nabi Sulaiman tetap bersandar pada tongkat itu hingga setahun lamanya, sedangkan jin bekerja untuknya membangun sebuah bangunan tinggi. Lalu pohon itu dimakan oleh tanah (yakni kayu pohon itu dimakan oleh binatang tanah seperti rayap), sehingga pohon tersebut rapuh dan roboh ke tanah. Pada saat itu tahulah para jin bahwa Nabi Sulaiman telah wafat dan mereka pun lari bercerai berai.
Akhirnya tampak jelas oleh manusia, seandainya jin mengetahui perkara yang ghaib, pasti mereka tidak akan tetap berkerja untuk Nabi Sulaiaman dan terhina selama satu tahun lamanya.
Dikisahan bahwa Nabi Sulaiman berumur lebih dari 50 tahun dan kerajaannya berlangsung selama 20 tahun. Wallahu a’lam.
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS Saba : 14)
Dikisahkan bahwa pada suatu hari ketika Nabi Sulaiman sedang shalat, tiba-tiba ia melihat sebatang pohon di hadapannya, maka beliau pun bertanya, “Siapa namamu?”
Pohon itu menjawab, “Al-khurub (perusak).”
“Lalu untuk apa engkau datang?” tanya Sulaiman.
“Untuk merusak rumah ini,” jawabnya.
Selanjutnya Nabi Sulaiman berucap:
“Ya Allah timpakanlah kematian kepada bangsa jin sehingga manusia mengetahui bahwa jin tidak mengetahui yang ghaib.”
Kemudian beliau menancapkan pohon tersebut sebagai tongkat dan bersandar padanya. Beliau dalam keadaan seperti itu ketika malaikat maut datang menjeputnya dan mencabut nyawanya. Tubuh Nabi Sulaiman tetap bersandar pada tongkat itu hingga setahun lamanya, sedangkan jin bekerja untuknya membangun sebuah bangunan tinggi. Lalu pohon itu dimakan oleh tanah (yakni kayu pohon itu dimakan oleh binatang tanah seperti rayap), sehingga pohon tersebut rapuh dan roboh ke tanah. Pada saat itu tahulah para jin bahwa Nabi Sulaiman telah wafat dan mereka pun lari bercerai berai.
Akhirnya tampak jelas oleh manusia, seandainya jin mengetahui perkara yang ghaib, pasti mereka tidak akan tetap berkerja untuk Nabi Sulaiaman dan terhina selama satu tahun lamanya.
Dikisahan bahwa Nabi Sulaiman berumur lebih dari 50 tahun dan kerajaannya berlangsung selama 20 tahun. Wallahu a’lam.
Kebijaksanaan Nabi Sulaiman 3
Dikisahkan terdapat seorang wanita cantik di kalangan Bani Israil.
Dia dirayu oleh empat orang pemuka di kalangan mereka untuk berbuat
mesum, akan tetapi mereka ditolak oleh wanita itu.
Lalu keempat orang itu bersepakat untuk membuat saksi palsu atas wanita itu. Mereka bersaksi di hadapan Daud bahwa wanita itu telah berbuat mesum dengan anjingnya. Nabi Daud pun memerintahkan agar wanita itu dihukum rajam.
Sore hari itu, Sulaiman duduk dikelilingi pembantunya dan mendramakan kejadiannya. Dia duduk sebagai hakim, lalu empat orang pembantunya berpakaian seperti empat orang laki-laki yang menuduh wanita itu, dan seorang lagi dengan pakaian wanita. Empat orang itu bersaksi bahwa wanita tersebut telah berbuat mesum dengan anjing.
Sulaiman berkata, “Pisahkan mereka!”
Belaiu kemudian bertanya kepada laki-laki yang pertama, “Apa warna angjing itu?” Dia menjawab, “Hitam.” Maka dia dipinggirkan.
Sulaiman memanggil orang kedua dan menanyakan kepadanya warna anjing itu, dan dia menjawab, “Merah.” Yang ketiga mengatakan, “Kelabu.” Dan yang keempat mengatakan. “Putih.” Pada saat itu Sulaiman memerintahkan agar mereka dibunuh.
Hal ini diceritakan kepada Nabi Daud. Beliau langsung memanggil empat orang yang bersaksi atas wanita tersebut dan bertanya kepada mereka secara terpisah mengenai warna anjing itu. Jawaban mereka bereda-beda, maka Nabi Daud memerintahkan untuk memnbunuh mereka.
Dengan demikian selamatlah wanita itu dari perbuatan zalim keempat orang tersebut.
Lalu keempat orang itu bersepakat untuk membuat saksi palsu atas wanita itu. Mereka bersaksi di hadapan Daud bahwa wanita itu telah berbuat mesum dengan anjingnya. Nabi Daud pun memerintahkan agar wanita itu dihukum rajam.
Sore hari itu, Sulaiman duduk dikelilingi pembantunya dan mendramakan kejadiannya. Dia duduk sebagai hakim, lalu empat orang pembantunya berpakaian seperti empat orang laki-laki yang menuduh wanita itu, dan seorang lagi dengan pakaian wanita. Empat orang itu bersaksi bahwa wanita tersebut telah berbuat mesum dengan anjing.
Sulaiman berkata, “Pisahkan mereka!”
Belaiu kemudian bertanya kepada laki-laki yang pertama, “Apa warna angjing itu?” Dia menjawab, “Hitam.” Maka dia dipinggirkan.
Sulaiman memanggil orang kedua dan menanyakan kepadanya warna anjing itu, dan dia menjawab, “Merah.” Yang ketiga mengatakan, “Kelabu.” Dan yang keempat mengatakan. “Putih.” Pada saat itu Sulaiman memerintahkan agar mereka dibunuh.
Hal ini diceritakan kepada Nabi Daud. Beliau langsung memanggil empat orang yang bersaksi atas wanita tersebut dan bertanya kepada mereka secara terpisah mengenai warna anjing itu. Jawaban mereka bereda-beda, maka Nabi Daud memerintahkan untuk memnbunuh mereka.
Dengan demikian selamatlah wanita itu dari perbuatan zalim keempat orang tersebut.
Kebijaksanaan Nabi Sulaiman as 2
Dikisahkan bahwa di antara suatu kaum ada beberapa orang yang
mempunyai kebun anggur, lalu anggurnya itu dirusak oleh kmbing orang
lain. Kambing-kambing itu digembalakan malam hari hingga akhirnya
memakan tanamannya secara keseluruhan. Kemdian mereka mengadu kepada
Nabi Daud, maka beliau memutuskan agar pemilik kambing-kambing itu
membayar ganti rugi senilai tanaman yang dimakan tersebut.
Setelah itu mereka datang kepada Sulaiman, maka ia pun bertanya, “Apa keputusan Nabi Allah yang ditetapikan bagi kalian?”
Mereka pun menjawab sebagaimana keputusan Nabi Daud.
Lalu Sulaiman berkata,
“Jika aku yang memutuskan, maka aku akan mentapkan aar pemilik kambing itu menyerahkan kambing kepada pemilik pohon anggur tersebut untuk kemudian dimanfaatkan dan menghasilkan keuntungan, dan selanjutnya para pemilik pohon anggur itu memperbaiki pohon-pohon anggur yang dimakan kambingnya dan mengembalikan kepada pemiliknya seperti sedia kala. Dan setelah itu baru kambing-kambingnya diserahkan kepadanya kembali.”
Lalu Daud mendengar hal tersebut, kemudian menetapkan hukumannya.
Allah pun memuji keduanya dalam firman-Nya yang artinya: “Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu, maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya” (QS Al-Anbiyaa [21] : 78-79)
Setelah itu mereka datang kepada Sulaiman, maka ia pun bertanya, “Apa keputusan Nabi Allah yang ditetapikan bagi kalian?”
Mereka pun menjawab sebagaimana keputusan Nabi Daud.
Lalu Sulaiman berkata,
“Jika aku yang memutuskan, maka aku akan mentapkan aar pemilik kambing itu menyerahkan kambing kepada pemilik pohon anggur tersebut untuk kemudian dimanfaatkan dan menghasilkan keuntungan, dan selanjutnya para pemilik pohon anggur itu memperbaiki pohon-pohon anggur yang dimakan kambingnya dan mengembalikan kepada pemiliknya seperti sedia kala. Dan setelah itu baru kambing-kambingnya diserahkan kepadanya kembali.”
Lalu Daud mendengar hal tersebut, kemudian menetapkan hukumannya.
Allah pun memuji keduanya dalam firman-Nya yang artinya: “Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu, maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya” (QS Al-Anbiyaa [21] : 78-79)
Kebijaksanaan Nabi Sulaiman as
Kisah ini terjadi pada zaman Nabi Daud as. Ada dua orang wanita yang
masing-masing mempunyai seorang anak. Lalu serigala pun datang dan
mencuri anak dari salah seorang wanita itu. Lalu kedua wanita itu pun
berselisih. Maka salah seorang dari kedua wanita itu berkata kepada yang
lainnya, “Serigala itu mencuri anakmu.”
Wanita yang lain menjawab, “Anakmulah yang dicuri oleh serigala itu.”
Lalu keduanya pun mengadukan perkara itu kepada Nabi Daud as untuk mendapatkan keadilan. Maka Nabi Daud as memutuskan bahwa anak tersebut adalah milik wanita yang lebih tua.
Ketika kedua wanita itu menyampaikan perkara mereka kepada Nabi Sulaiman as, maka Nabi Sulaiman as pun berkata kepada orang-orang di sekitarnya,
“Ambilkan untukku pisau. Aku akan membelahnya untuk mereka.”
Nabi Sulaiman as berpura-pura hendak membelah anak itu agar setiap wanita mendapat separuh bagian dari anak itu, karena hanya dengan cara seperti itulah diketahui siapa ibu dari anak itu yang sebenarnya.
Maka berkatalah wanita yang lebih muda, “Semoga Allah merahmatimu. Anak ini adalah anaknya.”
Seorang ibu memiliki naluri dan ikatan kasih sayang yang kuat kepada anaknya, dan pasti tidak ingin menyaksikan anaknya mati, oleh karena itu wanita tersebut rela menyerahkan anaknya kepada wanita yang lebih tua.
Mendengar jawaban tersebut lalu Nabi Sulaiman as menyerahkan anak itu kepada wanita muda tadi. Demikianlah, Nabi Sulaiman menggunakan cara berpura-pura dengan sedikit tipu daya, agar diketahui siapa yang bersedih jika anak itu dibelah maka dialah ibu yang sebenarnya. Inilah hukum yang sangat adil bagi keduanya
Wanita yang lain menjawab, “Anakmulah yang dicuri oleh serigala itu.”
Lalu keduanya pun mengadukan perkara itu kepada Nabi Daud as untuk mendapatkan keadilan. Maka Nabi Daud as memutuskan bahwa anak tersebut adalah milik wanita yang lebih tua.
Ketika kedua wanita itu menyampaikan perkara mereka kepada Nabi Sulaiman as, maka Nabi Sulaiman as pun berkata kepada orang-orang di sekitarnya,
“Ambilkan untukku pisau. Aku akan membelahnya untuk mereka.”
Nabi Sulaiman as berpura-pura hendak membelah anak itu agar setiap wanita mendapat separuh bagian dari anak itu, karena hanya dengan cara seperti itulah diketahui siapa ibu dari anak itu yang sebenarnya.
Maka berkatalah wanita yang lebih muda, “Semoga Allah merahmatimu. Anak ini adalah anaknya.”
Seorang ibu memiliki naluri dan ikatan kasih sayang yang kuat kepada anaknya, dan pasti tidak ingin menyaksikan anaknya mati, oleh karena itu wanita tersebut rela menyerahkan anaknya kepada wanita yang lebih tua.
Mendengar jawaban tersebut lalu Nabi Sulaiman as menyerahkan anak itu kepada wanita muda tadi. Demikianlah, Nabi Sulaiman menggunakan cara berpura-pura dengan sedikit tipu daya, agar diketahui siapa yang bersedih jika anak itu dibelah maka dialah ibu yang sebenarnya. Inilah hukum yang sangat adil bagi keduanya
Kisah Pasukan Thalut
"Apakah kamu
tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah nabi Musa, yaitu
ketika mereka
berkata kepada seorang nabi mereka:
'Angkatlah untuk kami seorang raja agar kami berperang (di bawah
pimpinannya) dijalan Allah. Nabi mereka
menjawab: 'Mungkin sekali jika kamu
diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang.' Mereka menjawab:
'Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal kami
sesungguhnya telah diusir
dari kampung halaman kami dan dari
anak-anak kami.' Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka
pun berpaling, kecuali beberapa orang yang saja di antara mereka. Dan
Allah Maha
Mengetahui orang-orang yang lalim.
Nabi mereka mengatakan kepada mereka: 'Sesungguhnya
Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.' Mereka menjawab:
'Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami
lebih berhak mengendalihan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak
diberi kekayaan yang banyak?' (Nabi
mereka) berkata: 'Sesungguhnya Allah
telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahi ilmu yang luas dan
tubuh yang
perkasa.' Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan
Allah Maha Luas Pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. Dan Nabi mereka
mengatakan kepada mereka: 'Sesungguhnya tanda ia
akan menjadi raja, ialah kembalinya Tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa
dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; Tabut itu dibawa oleh
malaikat.
Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang
beriman. Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata:
'Sesungguhnya Allah akan menguji kamu
dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah
ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya,
kecuali menceduk seceduk tangan, maka
ia adalah pengikutku. Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang
di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan
orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu,
orang-orang yang telah minum
berkata: 'Tak ada kesanggupan kami
pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentara-nya.' Orang-orang yang
meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: 'Berapa banyak yang
terjadi
golongan yang sedikit dapat
mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta
orang-orang yang sabar.'" (QS.
al-Baqarah: 246-249)
ALLAH Maha Bijaksana
ALLAH SWT mengatur alam semesta yang terencana ini... Bulan, bintang dan matahari beredar pada garis edarnya... Makhluk ALLAH SWT mendapatkan rezeki sesuai dengan kadar yang ALLAH SWT tentukan... Pahala dan dosa adalah tergantung amal perbuatan manusia yang sejatinya merupakan Rahmat pula adari Ar Rohman... Semua itu berasal dari ALLAH SWT, agar manusia tetap tawakal dan tawadhu kepada ALLAH AZZA WA JALLA... Wallahu'alam
Tipu Daya Setan
Hawa nafsu yang dibujuk rayu oleh setan hanya akan memasukkan manusia ke lembah kebinasaan... Wallahu'alam
Kekuatan
Jangan merasa dirimu kuat dan berkuasa, karena sesungguhnya kekuatan dan kekuasaan ada di sisi ALLAH SWT dan diberikan kepada yang dikehendakiNya, yakni mereka yang diridhoiNya (muslim)... Laa hawla wa laa quwwata illa billah (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah semata-mata... Wallahu'alam...
Hukum ALLAH SWT
Hanya hukum ALLAH SWT (Al Quran dan As Sunnah) yang bisa membawa manusia bahagia dunia dan akhirat... Sebab ALLAH SWT-lah hakim yang seadil-adilnya (QS. At-Tiin: 8)
Jalan Menuju ALLAH SWT
"Jalan menuju Allah adalah jalan di mana Adam kelelahan, Nuh
mengeluh, Ibrahim dilempar ke dalam api, Ismail dibentangkan untuk
disembelih, Yusuf dijual dengan harga murah dan dipenjara selama
beberapa tahun, Zakariya dipergaji, Yahya disembelih, Ayub menderita
penyakit, Daud menangis melebihi kadar semestinya, Isa berjalan
sendirian, dan Muhammad Shallalahu 'alaihi wasallam mendapatkan
kefakiran & berbagai gangguan...
Sementara kalian ingin menempuhnya dengan bersantai ria dan bermain-main?!
Sementara kalian ingin menempuhnya dengan bersantai ria dan bermain-main?!
Demi Allah takkan pernah bisa terjadi..."
(Ibnul Qoyyim al-Jauziyah)
(Ibnul Qoyyim al-Jauziyah)
Rabu, 10 Juni 2015
Islam Agama yang Diridhoi
"Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk
orang-orang yang rugi. (QS.Ali Imraan : 85)
Mencari Pasangan Hidup yang Pas
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan
laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula.
Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk
wanita yang baik. (Qs. An Nur:26
Ujian
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan untuk
mengatakan, ‘kami telah beriman’ TANPA diuji?! Sungguh Kami telah
menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah benar-benar tahu
orang-orang yang tulus dan orang-orang yang dusta“. (QS. Al-Ankabut: 2-3).
Cobaan dalam Hidup
“Manusia yang paling berat cobaannya adalah para nabi, kemudian
orang yang paling baik (setelahnya), lalu orang yang paling baik
(setelahnya). Maka siapa yang agamanya berbobot, cobaannya juga berat.
Siapa yang agamanya lemah, cobaannya juga ringan. Dan sungguh seseorang
akan terus ditimpa cobaan, hingga dia berjalan di tengah-tengah manusia
tanpa dosa sedikitpun“. [(HR. Ibnu Hibban no. 2900, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ 993).
Setan itu Musuh
ALLAH SWT Maha Baik, tindak mungkin menzalimi makhlukNya, namun makhluknya lah yang menzalimi dirinya sendiri... Manusia harus bersabar menghadapi cobaan (diuji amalnya siapa yang terbaik), dan musibah (menghapus dosa dan meningkatkan derajat)... Segala sesuatu berasal dari ALLAH SWT, termasuk rizki yang kita makan dasegala seusatu berasal dari ALLAH SWT... Sedangkan hawa nafsu yang mengajak kepada kesesatan adalah bisikan setan yang merupakan musuh manusia... Wallahu'alam
Hukum ALLAH SWT
Hanya hukum ALLAH SWT (Al Quran dan As Sunnah) yang bisa membawa manusia bahagia dunia dan akhirat... Sebab ALLAH SWT-lah Hakim yang Seadil-adilnya (Qs 95:8)... Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu...
Selasa, 09 Juni 2015
Jodoh
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah diciptakanNya untukmu
pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu mendapat ketenangan hati
dan dijadikanNya kasih sayang diantara kamu. Sesungguhnya yang demikian
menjadi tanda-tanda kebesaranNya bari orang-orang yang berfikir" (QS. Ar-Rum: 21)
Suci
“Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.” (HR. Muslim no. 2142).
Kebinasaan
“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir,
(2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan
ujub (takjub pada diri sendiri).” (HR. Abdur Rozaq 11: 304. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahihul Jaami’ 3039).
Lauh Mahfuzh
”Dan kunci-kunci semua yang gaib ada padaNya; tidak ada yang
mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut.
Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahuiNya. Tidak
ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang
basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al-An’am: 59)
Senin, 08 Juni 2015
Nabi Daud as
( 10 ) Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud“, dan Kami telah melunakkan besi untuknya,
( 11 ) (yaitu) buatlah baju
besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan
yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.
Tuhan Bapak Moyang
ALLAH SWT adalah Tuhan segala makhluk, yang Maha Menciptakan Segala Sesuatu, Tuhan Bapak Moyang kita, Robb Muhammad saw... Percaya pada Al Quran dan Sunnah...
Penyempurna
Kitab sebelum Al Quran sudah banyak diubah-ubah oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu mempercayai kitab-kitab itu adalah hal yang salah, karena Al Quran-lah yang paling hak dan benar di sisi ALLAH SWT, yang Maha Maha Mengetahui Segala Sesuatu...
Setan
Musuh hanya menyesatkan manusia agar terjerembab ke dalam hawa nafsu yang hanya akan mengantarkan mereka ke dalam penderitaan yang panjang dan neraka... Naudzubillah min dzalik... Wallahu'alam
ALLAH SWT Maha Adil
Keadilan ALLAH SWT tidak mungkin diragukan, ahli ilmu juga mengatakan demikian... Segala sesuatu berada di bawah kekuasaan ALLAH SWT...... Manusia harus bersabar dalam menjalani kehidupan ini, berbaik sangka pada ALLAH SWT, Yang Maha Baik... Bahwa kebaikan dan keburukan sudah memiliki kadar masing-masing yang sudah ditetapkan... Kebaikan untuk diri sendiri, keburukan untuk diri sendiri... Wallahu'alam
ALLAH SWT Maha Kuasa
ALLAH SWT tidak mungkin menzalimi diriNya dan makhlukNya... Kekuasaan ALLAH SWT meliputi segala sesuatu...
Jumat, 05 Juni 2015
Sunnah Rasulullah Muhammad saw
Sunnah adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam baik perkataan, perbuatan, ataupun
persetujuan. Sunnat pula berarti sesuatu yang pelakunya mendapat pahala
dan tidak ada dosa bagi yang meninggalkannya. Di antara perbuatan
sunnah yang jarang dilakukan kaum muslimin adalah sebagai berikut:
1. Mendahulukan Kaki Kanan Saat Memakai Sandal Dan Kaki Kiri Saat Melepasnya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian memakai sandal maka dahulukanlah kaki kanan, dan jika melepaskannya, maka dahulukanlah kaki kiri. Jika memakainya maka hendaklah memakai keduanya atau tidak memakai keduanya sama sekali.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Menjaga Dan Memelihara Wudhu
Diriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Istiqamahlah (konsistenlah) kalian semua (dalam menjalankan perintah Allah) dan kalian tidak akan pernah dapat menghitung pahala yang akan Allah berikan. Ketahuilah bahwa sebaik-baik perbuatan adalah shalat, dan tidak ada yang selalu memelihara wudhunya kecuali seorang mukmin.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
3. Bersiwak (Menggosok Gigi dengan Kayu Siwak)
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Siwak dapat membersihkan mulut dan sarana untuk mendapatkan ridha Allah.” (HR. Ahmad dan An-Nasa`i)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Andaikata tidak memberatkan umatku niscaya aku memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Bersiwak disunnahkan setiap saat, tetapi lebih sunnah lagi saat hendak berwudhu, shalat, membaca Al-Qur`an, saat bau mulut berubah, baik saat berpuasa ataupun tidak, pagi maupun sore, saat bangun tidur, dan hendak memasuki rumah.
Bersiwak merupakan perbuatan sunnah yang hampir tidak pernah dilakukan oleh banyak orang, kecuali yang mendapatkan rahmat dari Allah. Untuk itu, wahai saudaraku, belilah kayu siwak untuk dirimu dan keluargamu sehingga kalian bisa menghidupkan sunnah ini kembali dan niscaya kalian akan mendapatkan pahala yang sangat besar.
4. Shalat Istikharah
Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu Anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita tata cara shalat istikharah untuk segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan surat-surat Al-Qur`an kepada kami.” (HR. Al-Bukhari)
Oleh karena itu, lakukanlah shalat ini dan berdoalah dengan doa yang sudah lazim diketahui dalam shalat istikharah.
5. Berkumur-Kumur Dan Menghirup Air dengan Hidung Dalam Satu Cidukan Telapak Tangan Ketika Berwudhu
Diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkumur-kumur dan menghirup air dengan hidung secara bersamaan dari satu ciduk air dan itu dilakukan sebanyak tiga kali. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
6. Berwudhu Sebelum Tidur Dan Tidur Dengan Posisi Miring Ke Kanan
Diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kamu hendak tidur, maka berwudhulah seperti hendak shalat, kemudian tidurlah dengan posisi miring ke kanan dan bacalah, ‘Ya Allah, Aku pasrahkan jiwa ragaku kepada-Mu, aku serahkan semua urusanku kepada-Mu, aku lindungkan punggungku kepada-Mu, karena cinta sekaligus takut kepada-Mu, tiada tempat berlindung mencari keselamatan dari (murka)-Mu kecuali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dan dengan nabi yang Engkau utus’. Jika engkau meninggal, maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Dan usahakanlah doa ini sebagai akhir perkataanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
7. Berbuka Puasa Dengan Makanan Ringan
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berbuka puasa sebelum shalat maghrib dengan beberapa kurma basah. Jika tidak ada maka dengan beberapa kurma kering. Jika tidak ada, maka beliau hanya meminum beberapa teguk air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
8. Sujud Syukur Saat Mendapatkan Nikmat Atau Terhindar Dari Bencana
Sujud ini hanya sekali dan tidak terikat oleh waktu. Diriwayatkan dari Abu Bakrah Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan sesuatu yang menyenangkan atau disampaikan kabar gembira maka beliau langsung sujud dalam rangka bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
9. Tidak Begadang Dan Segera Tidur Selesai Shalat Isya`
Hal ini berlaku jika tidak ada keperluan saat begadang. Tetapi jika ada keperluan, seperti belajar, mengobati orang sakit dan lain-lain maka itu diperbolehkan. Dalam hadits shahih dinyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak suka tidur sebelum shalat isya` dan tidak suka begadang setelah shalat isya`.
10. Mengikuti Bacaan Muadzin
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muadzin, kemudian bershalawatlah kepadaku. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.Kemudian mintakan wasilah untukku, karena wasilah merupakan tempat di surga yang tidak layak kecuali bagi seorang hamba Allah dan aku berharap agar akulah yang mendapatkannya. Barangsiapa yang memintakan wasilah untukku maka ia akan mendapatkan syafaatku (di akhirat kelak).” (HR. Muslim)
11. Berlomba-Lomba Untuk Mengumandangkan Adzan, Bersegera Menuju Shalat, Serta Berupaya Untuk Mendapatkan ShafPertama.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Andaikata umat manusia mengetahui pahala di balik adzan dan berdiri pada shaf pertama kemudian mereka tidak mendapatkan bagian kecuali harus mengadakan undian terlebih dahulu niscaya mereka membuat undian itu. Andaikata mereka mengetahui pahala bergegas menuju masjid untuk melakukan shalat, niscaya mereka akan berlomba-lomba melakukannya. Andaikata mereka mengetahui pahala shalat isya dan subuh secara berjamaah, niscaya mereka datang meskipun dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
12. Meminta Izin Tiga Kali Ketika Bertamu
Jika tidak mendapatkan izin dari tuan rumah, maka konsekuensinya anda harus pergi. Namun, banyak sekali orang yang marah-marah jika mereka bertamu tanpa ada perjanjian sebelumnya, lalu pemilik rumah tidak mengizinkannya masuk. Mereka tidak bisa memaklumi, mungkin pemilik rumah memiliki uzur sehingga tidak bisa memberi izin. Allah Ta’ala berfirman, “Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah!” Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nuur: 28)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Adab meminta izin itu hanya tiga kali, jika tidak diizinkan maka seseorang harus pulang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
13. Mengibaskan Seprai Saat Hendak Tidur
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,“Jika kalian hendak tidur, maka hendaknya dia mengambil ujung seprainya, lalu mengibaskannya dengan membaca basmallah, karena dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi di atas kasurnya. Jika dia hendak merebahkan tubuhnya, maka hendaknya dia mengambil posisi tidur miring ke kanan dan membaca, “Maha Suci Engkau, ya Allah, Rabbku, dengan-Mu aku merebahkan tubuhku, dan dengan-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan nyawaku, maka ampunkanlah ia, dan jika Engkau melepasnya, maka lindungilah ia dengan perlindungan-Mu kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Muslim)
14. Meruqyah Diri Dan Keluarga
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa ia berkata, “Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa meruqyah dirinya dengan doa-doa perlindungan ketika sakit, yaitu pada sakit yang menyebabkan wafatnya beliau. Saat beliau kritis, akulah yang meruqyah beliau dengan doa tersebut, lalu aku mengusapkan tangannya ke anggota tubuhnya sendiri, karena tangan itu penuh berkah.” (HR. Al-Bukhari)
15. Berdoa Saat Memakai Pakaian Baru
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam jika mengenakan pakaian baru, maka beliau menamai pakaian itu dengan namanya, baik itu baju, surban, selendang ataupun jubah, kemudian beliau membaca, “Ya Allah, hanya milik-Mu semua pujian itu, Engkau telah memberiku pakaian, maka aku mohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan tujuannya dibuat, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan tujuannya dibuat.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
16. Mengucapkan Salam Kepada Semua Orang Islam Termasuk Anak Kecil
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu Anhu, ia menceritakan, ”Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ‘Apa ciri keislaman seseorang yang paling baik?’Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Kamu memberikan makanan (kepada orang yang membutuhkan) dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhu bahwa ia menuturkan, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati kumpulan anak-anak, lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka semua.” (HR. Muslim)
17. Berwudhu Sebelum Mandi Besar (Mandi Junub)
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anhu, “Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ingin mandi besar, maka beliau membasuh tangannya terlebih dahulu, lalu berwudhu seperti hendak shalat, kemudian memasukkan jemarinya ke airdan membasuh rambutnya dengan air. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menuangkan air tiga ciduk ke kepalanya dengan menggunakan tangannya, lalu mengguyur semua bagian tubuhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
18. Membaca ‘Amin’ Dengan Suara Keras Saat Menjadi Makmum
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika imam membaca “Amin” maka kalian juga harus membaca “Amin” karena barangsiapa yang bacaan Amin-nya bersamaan dengan bacaan malaikat maka diampunkan dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa kaum salafus-shalih mengeraskan bacaan “Amin” sehingga masjid bergemuruh.
19. Mengeraskan Suara Saat Membaca Zikir Setelah Shalat
Di dalam kitab Shahih Al-Bukhari disebutkan, “Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma mengatakan, mengeraskan suara dalam berzikir setelah orang-orang selesai melaksanakan shalat wajib telah ada sejak zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ibnu Abbas juga mengatakan, “Aku mengetahui orang-orang telah selesai melaksanakan shalat karena mendengar zikir mereka.” (HR. Al-Bukhari)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Disunnahkan mengeraskan suara saat membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat.”
Sunnah ini tidak dilakukan di banyak masjid sehingga tidak dapat dibedakan apakah imam sudah salam atau belum, karena suasananya sepi dan hening. Caranya adalah imam dan makmum mengeraskan bacaan tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah) dan takbir (Allahu Akbar) secara sendiri-sendiri, bukan satu komando dan satu suara. Adapun mengeraskan suara ketika berzikir dengan satu komando, satu suara dan dipimpin oleh imam maka dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Ada yang mengatakan sunnah secara mutlak, ada yang memandang sunnah dengan syarat-syarat tertentu dan ada pula yang mengatakan bahwa zikir berjamaah adalah perbuatan bid’ah.
20. Membuat Pembatas Saat Sedang Shalat Fardhu Atau Shalat Sunnah
Diriwayatkan dari Abu Said al-Kudri Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Ketika kalian hendak shalat, maka buatlah pembatas di depannya dan majulah sedikit, dan janganlah membiarkan seseorang lewat di depannya. Jika ada orang yang sengaja lewat di depannya, maka hendaknya dia menghalanginya karena orang itu adalah setan.” (HR. Abu dawud dan Ibnu Majah)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma, ia berkata, “Rasulullah menancapkan tombak di depannya, lalu shalat di belakang tongkat itu.” (HR. Al-Bukhari)
Sunnah ini sering diabaikan, terutama saat melakukan shalat sunnah.
Wahai saudaraku! Jadilah seperti orang yang diungkapkan oleh Abdurrahman bin Mahdi, “Aku mendengar Sufyan berkata, ‘Tiada satu hadits pun yang sampai kepadaku kecuali aku mengamalkannya meskipun hanya sekali.”
Muslim bin Yasar mengatakan, “Aku pernah melakukan shalat dengan memakai sandal padahal shalat tanpa sandal sangat mudah dilakukan. Aku melakukan itu hanya ingin menjalankan sunnah Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam.”
Ibnu Rajab menuturkan, “Orang yang beramal sesuai ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, meskipun amal itu sangat kecil, maka itu akan lebih baik daripada orang yang beramal tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meskipun dia sangat bersungguh-sungguh.”
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mengikuti sunnah rasul-Mu dan mengikuti jejaknya. Ya Allah, kumpulkanlah kami dan kedua orang tua kami bersamanya di surga wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.
1. Mendahulukan Kaki Kanan Saat Memakai Sandal Dan Kaki Kiri Saat Melepasnya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian memakai sandal maka dahulukanlah kaki kanan, dan jika melepaskannya, maka dahulukanlah kaki kiri. Jika memakainya maka hendaklah memakai keduanya atau tidak memakai keduanya sama sekali.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Menjaga Dan Memelihara Wudhu
Diriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Istiqamahlah (konsistenlah) kalian semua (dalam menjalankan perintah Allah) dan kalian tidak akan pernah dapat menghitung pahala yang akan Allah berikan. Ketahuilah bahwa sebaik-baik perbuatan adalah shalat, dan tidak ada yang selalu memelihara wudhunya kecuali seorang mukmin.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
3. Bersiwak (Menggosok Gigi dengan Kayu Siwak)
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Siwak dapat membersihkan mulut dan sarana untuk mendapatkan ridha Allah.” (HR. Ahmad dan An-Nasa`i)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Andaikata tidak memberatkan umatku niscaya aku memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Bersiwak disunnahkan setiap saat, tetapi lebih sunnah lagi saat hendak berwudhu, shalat, membaca Al-Qur`an, saat bau mulut berubah, baik saat berpuasa ataupun tidak, pagi maupun sore, saat bangun tidur, dan hendak memasuki rumah.
Bersiwak merupakan perbuatan sunnah yang hampir tidak pernah dilakukan oleh banyak orang, kecuali yang mendapatkan rahmat dari Allah. Untuk itu, wahai saudaraku, belilah kayu siwak untuk dirimu dan keluargamu sehingga kalian bisa menghidupkan sunnah ini kembali dan niscaya kalian akan mendapatkan pahala yang sangat besar.
4. Shalat Istikharah
Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu Anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita tata cara shalat istikharah untuk segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan surat-surat Al-Qur`an kepada kami.” (HR. Al-Bukhari)
Oleh karena itu, lakukanlah shalat ini dan berdoalah dengan doa yang sudah lazim diketahui dalam shalat istikharah.
5. Berkumur-Kumur Dan Menghirup Air dengan Hidung Dalam Satu Cidukan Telapak Tangan Ketika Berwudhu
Diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkumur-kumur dan menghirup air dengan hidung secara bersamaan dari satu ciduk air dan itu dilakukan sebanyak tiga kali. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
6. Berwudhu Sebelum Tidur Dan Tidur Dengan Posisi Miring Ke Kanan
Diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kamu hendak tidur, maka berwudhulah seperti hendak shalat, kemudian tidurlah dengan posisi miring ke kanan dan bacalah, ‘Ya Allah, Aku pasrahkan jiwa ragaku kepada-Mu, aku serahkan semua urusanku kepada-Mu, aku lindungkan punggungku kepada-Mu, karena cinta sekaligus takut kepada-Mu, tiada tempat berlindung mencari keselamatan dari (murka)-Mu kecuali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dan dengan nabi yang Engkau utus’. Jika engkau meninggal, maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Dan usahakanlah doa ini sebagai akhir perkataanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
7. Berbuka Puasa Dengan Makanan Ringan
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berbuka puasa sebelum shalat maghrib dengan beberapa kurma basah. Jika tidak ada maka dengan beberapa kurma kering. Jika tidak ada, maka beliau hanya meminum beberapa teguk air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
8. Sujud Syukur Saat Mendapatkan Nikmat Atau Terhindar Dari Bencana
Sujud ini hanya sekali dan tidak terikat oleh waktu. Diriwayatkan dari Abu Bakrah Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan sesuatu yang menyenangkan atau disampaikan kabar gembira maka beliau langsung sujud dalam rangka bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
9. Tidak Begadang Dan Segera Tidur Selesai Shalat Isya`
Hal ini berlaku jika tidak ada keperluan saat begadang. Tetapi jika ada keperluan, seperti belajar, mengobati orang sakit dan lain-lain maka itu diperbolehkan. Dalam hadits shahih dinyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak suka tidur sebelum shalat isya` dan tidak suka begadang setelah shalat isya`.
10. Mengikuti Bacaan Muadzin
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muadzin, kemudian bershalawatlah kepadaku. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.Kemudian mintakan wasilah untukku, karena wasilah merupakan tempat di surga yang tidak layak kecuali bagi seorang hamba Allah dan aku berharap agar akulah yang mendapatkannya. Barangsiapa yang memintakan wasilah untukku maka ia akan mendapatkan syafaatku (di akhirat kelak).” (HR. Muslim)
11. Berlomba-Lomba Untuk Mengumandangkan Adzan, Bersegera Menuju Shalat, Serta Berupaya Untuk Mendapatkan ShafPertama.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Andaikata umat manusia mengetahui pahala di balik adzan dan berdiri pada shaf pertama kemudian mereka tidak mendapatkan bagian kecuali harus mengadakan undian terlebih dahulu niscaya mereka membuat undian itu. Andaikata mereka mengetahui pahala bergegas menuju masjid untuk melakukan shalat, niscaya mereka akan berlomba-lomba melakukannya. Andaikata mereka mengetahui pahala shalat isya dan subuh secara berjamaah, niscaya mereka datang meskipun dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
12. Meminta Izin Tiga Kali Ketika Bertamu
Jika tidak mendapatkan izin dari tuan rumah, maka konsekuensinya anda harus pergi. Namun, banyak sekali orang yang marah-marah jika mereka bertamu tanpa ada perjanjian sebelumnya, lalu pemilik rumah tidak mengizinkannya masuk. Mereka tidak bisa memaklumi, mungkin pemilik rumah memiliki uzur sehingga tidak bisa memberi izin. Allah Ta’ala berfirman, “Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah!” Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nuur: 28)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Adab meminta izin itu hanya tiga kali, jika tidak diizinkan maka seseorang harus pulang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
13. Mengibaskan Seprai Saat Hendak Tidur
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,“Jika kalian hendak tidur, maka hendaknya dia mengambil ujung seprainya, lalu mengibaskannya dengan membaca basmallah, karena dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi di atas kasurnya. Jika dia hendak merebahkan tubuhnya, maka hendaknya dia mengambil posisi tidur miring ke kanan dan membaca, “Maha Suci Engkau, ya Allah, Rabbku, dengan-Mu aku merebahkan tubuhku, dan dengan-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan nyawaku, maka ampunkanlah ia, dan jika Engkau melepasnya, maka lindungilah ia dengan perlindungan-Mu kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Muslim)
14. Meruqyah Diri Dan Keluarga
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa ia berkata, “Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa meruqyah dirinya dengan doa-doa perlindungan ketika sakit, yaitu pada sakit yang menyebabkan wafatnya beliau. Saat beliau kritis, akulah yang meruqyah beliau dengan doa tersebut, lalu aku mengusapkan tangannya ke anggota tubuhnya sendiri, karena tangan itu penuh berkah.” (HR. Al-Bukhari)
15. Berdoa Saat Memakai Pakaian Baru
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam jika mengenakan pakaian baru, maka beliau menamai pakaian itu dengan namanya, baik itu baju, surban, selendang ataupun jubah, kemudian beliau membaca, “Ya Allah, hanya milik-Mu semua pujian itu, Engkau telah memberiku pakaian, maka aku mohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan tujuannya dibuat, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan tujuannya dibuat.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
16. Mengucapkan Salam Kepada Semua Orang Islam Termasuk Anak Kecil
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu Anhu, ia menceritakan, ”Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ‘Apa ciri keislaman seseorang yang paling baik?’Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Kamu memberikan makanan (kepada orang yang membutuhkan) dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhu bahwa ia menuturkan, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati kumpulan anak-anak, lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka semua.” (HR. Muslim)
17. Berwudhu Sebelum Mandi Besar (Mandi Junub)
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anhu, “Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ingin mandi besar, maka beliau membasuh tangannya terlebih dahulu, lalu berwudhu seperti hendak shalat, kemudian memasukkan jemarinya ke airdan membasuh rambutnya dengan air. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menuangkan air tiga ciduk ke kepalanya dengan menggunakan tangannya, lalu mengguyur semua bagian tubuhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
18. Membaca ‘Amin’ Dengan Suara Keras Saat Menjadi Makmum
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika imam membaca “Amin” maka kalian juga harus membaca “Amin” karena barangsiapa yang bacaan Amin-nya bersamaan dengan bacaan malaikat maka diampunkan dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa kaum salafus-shalih mengeraskan bacaan “Amin” sehingga masjid bergemuruh.
19. Mengeraskan Suara Saat Membaca Zikir Setelah Shalat
Di dalam kitab Shahih Al-Bukhari disebutkan, “Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma mengatakan, mengeraskan suara dalam berzikir setelah orang-orang selesai melaksanakan shalat wajib telah ada sejak zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ibnu Abbas juga mengatakan, “Aku mengetahui orang-orang telah selesai melaksanakan shalat karena mendengar zikir mereka.” (HR. Al-Bukhari)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Disunnahkan mengeraskan suara saat membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat.”
Sunnah ini tidak dilakukan di banyak masjid sehingga tidak dapat dibedakan apakah imam sudah salam atau belum, karena suasananya sepi dan hening. Caranya adalah imam dan makmum mengeraskan bacaan tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah) dan takbir (Allahu Akbar) secara sendiri-sendiri, bukan satu komando dan satu suara. Adapun mengeraskan suara ketika berzikir dengan satu komando, satu suara dan dipimpin oleh imam maka dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Ada yang mengatakan sunnah secara mutlak, ada yang memandang sunnah dengan syarat-syarat tertentu dan ada pula yang mengatakan bahwa zikir berjamaah adalah perbuatan bid’ah.
20. Membuat Pembatas Saat Sedang Shalat Fardhu Atau Shalat Sunnah
Diriwayatkan dari Abu Said al-Kudri Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Ketika kalian hendak shalat, maka buatlah pembatas di depannya dan majulah sedikit, dan janganlah membiarkan seseorang lewat di depannya. Jika ada orang yang sengaja lewat di depannya, maka hendaknya dia menghalanginya karena orang itu adalah setan.” (HR. Abu dawud dan Ibnu Majah)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma, ia berkata, “Rasulullah menancapkan tombak di depannya, lalu shalat di belakang tongkat itu.” (HR. Al-Bukhari)
Sunnah ini sering diabaikan, terutama saat melakukan shalat sunnah.
Wahai saudaraku! Jadilah seperti orang yang diungkapkan oleh Abdurrahman bin Mahdi, “Aku mendengar Sufyan berkata, ‘Tiada satu hadits pun yang sampai kepadaku kecuali aku mengamalkannya meskipun hanya sekali.”
Muslim bin Yasar mengatakan, “Aku pernah melakukan shalat dengan memakai sandal padahal shalat tanpa sandal sangat mudah dilakukan. Aku melakukan itu hanya ingin menjalankan sunnah Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam.”
Ibnu Rajab menuturkan, “Orang yang beramal sesuai ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, meskipun amal itu sangat kecil, maka itu akan lebih baik daripada orang yang beramal tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meskipun dia sangat bersungguh-sungguh.”
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mengikuti sunnah rasul-Mu dan mengikuti jejaknya. Ya Allah, kumpulkanlah kami dan kedua orang tua kami bersamanya di surga wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.
Pertobatan
Perbuatan maksiat hanya menimbulkan penyesalan di kemudian hari dan merusak jiwa dan raga... Selalu berlindung kepada ALLAH SWT dari bisikan setan yang terkutuk...
Kamis, 04 Juni 2015
Lalai
Jangan lalai dalam mengingat ALLAH AZZA WA JALLA, karena dulu Iblis lalai, ia merasa tidak mungkin ingkar dan menganggap diri paling dekat dengan ALLAH SWT, namun pada akhirnya ia menjadi kafir karena ia sombong tidak mau sujud kepada Nabi Adam a.s dan durhaka kepada Ar Rohman, Rabb yang Maha Menciptakan, yang segala sesuatu bergantung kepadaNya (Al Ikhlas 2)... Wallahu'alam
Tadabbur Al Kahfi
...agar kamu mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. At-Thalâq, (65):12)
Kekuasaan ALLAH SWT sangat besar, dan melampaui akal pikiran manusia yang terbatas... Kalau ALLAH SWT berkehndak menjadikan sesuatu, itu mudah bagi ALLAH SWT... Oleh karena iyu, seharusnya manusia hanya berharap pada ALLAH SWT semata (Alam Nashrah ayat 8)... Apa yang terjadi saat ini, atau apa yang manusia alami saat ini merupakan Rahmat dari ALLAH SWT saja, dan harus disyukuri, apabila ALLAH SWT berkehendak mengambilnya maka itu mudah bagi ALLAH SWT... Karena apabila manusia bersyukur, maka akan ditambahkan nikmatnya (Surat Ibrahim 7)... Wallahu'alam
Kekuasaan ALLAH SWT sangat besar, dan melampaui akal pikiran manusia yang terbatas... Kalau ALLAH SWT berkehndak menjadikan sesuatu, itu mudah bagi ALLAH SWT... Oleh karena iyu, seharusnya manusia hanya berharap pada ALLAH SWT semata (Alam Nashrah ayat 8)... Apa yang terjadi saat ini, atau apa yang manusia alami saat ini merupakan Rahmat dari ALLAH SWT saja, dan harus disyukuri, apabila ALLAH SWT berkehendak mengambilnya maka itu mudah bagi ALLAH SWT... Karena apabila manusia bersyukur, maka akan ditambahkan nikmatnya (Surat Ibrahim 7)... Wallahu'alam
Rabu, 03 Juni 2015
Muslim
Islam adalah agama tertua di bumi dan yang paling hak dari sisi ALLAH SWT Yang Maha Menciptakan... Wallahu'alam
Akhlakul Karimah
Q. 33:2 1. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Rasulullah Muhammad saw sebagai panutan, teladan manusia, yang memiliki kepribadan yang mulia (suri teladan yang baik sebagai tuntunan berprilaku manusia dari ALLAH SWT), yakni akhlakul karimah... Manusia utusan ALLAH SWT , Rabbul 'alamin... Manusia, yakni makhluk ALLAH SWT yang diciptakanNya untuk beribadah, yang menginginkan keselamatan dan kebaikan dalam hidupnya... Manusia yang menginginkan kebaikan dan keselamatan dalam hidupnya itu sudah sepatutnya meneladani Rasulullah Muhammad saw... AL QURAN adalah mukjizat terbesar beliau, yang merupakan "penampakan ALLAH SWT", dan akhlak beliau adalah akhlak Al Quran, sebagai kekasih ALLAH SWT, Maha Raja Alam Semesta, Ar Rohman... Mengikuti beliau adalah keselamatanj dunia dan akhirat (kehidupan setelah mati)... Dari kegelapan menuju cahaya yang benderang... Wallahu'alam... Allahu Akbar!!!
‘Kisah Nabi Muhammad S.A.W Menjelang Wafat’
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, “Wahai
umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka
taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah
dan Al Qur’an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku
dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga
bersama aku.”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” desah hati semua sahabat kala nitu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.
Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”.”Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,”tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. ” Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.”Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya.”Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum – peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.” Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii!” – “Umatku, umatku, umatku” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa’alaihi wasahbihi wasallim. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Usah gelisah apabila dibenci manusia kerana masih banyak yang menyayangimu di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah kerana tiada lagi yang mengasihmu di akhirat kelak.
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” desah hati semua sahabat kala nitu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.
Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”.”Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,”tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. ” Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.”Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya.”Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum – peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.” Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii!” – “Umatku, umatku, umatku” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa’alaihi wasahbihi wasallim. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Usah gelisah apabila dibenci manusia kerana masih banyak yang menyayangimu di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah kerana tiada lagi yang mengasihmu di akhirat kelak.
Langganan:
Postingan (Atom)