Aisyah menceritakan, setiap pagi dan sore, Rasulullah SAW selalu
pergi ke sudut pasar. Di sana, ada seorang nenek yang sudah tua renta
beragama Yahudi. Nenek itu sudah buta dan tak punya gigi lagi. Kepada
nenek itu, Nabi SAW selalu memberikan makan dan menyuapinya.
Si
nenek ini tak mengetahui bahwa yang setiap hari memberinya makan dan
menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW, orang yang paling dibencinya.
Kepada orang yang lewat pasar, si nenek ini senantiasa mengajak
orang-orang agar mereka menjauhi manusia yang bernama Muhammad. Nenek
ini menganggap, Muhammad adalah orang yang paling jahat di dunia. Selain
itu, nenek ini juga menganggap Muhammad telah menyebabkan terjadinya
peperangan antarsuku dan mengganti keyakinan (agama) nenek moyangnya
dengan Islam. Karena itu, ia ingin orang-orang menjauhi Muhammad.
Walaupun dibenci dan dicaci-maki oleh si nenek, Rasul SAW tak pernah
marah. Dengan telaten, setiap hari Rasul selalu SAW menghaluskan makanan
sebelum diberikan kepada si nenek. Dengan begitu, nenek itu bisa
langsung memakan makanan yang sudah lunak tanpa perlu dikunyah. Selesai
makan, si nenek selalu berpesan kepadanya agar berhati-hati bila bertemu
dengan Muhammad.
Abu Bakar ingin meniru perilaku Nabi SAW ini. Ia
lantas mendatangi sudut pasar untuk bertemu dan memberi makan si nenek.
Namun, baru satu suapan makanan itu diberikan, si nenek lantas
mengeluarkan makanan itu dan marah-marah kepada si penyuapnya, yakni Abu
Bakar. Si nenek berkata, “Siapa kamu? Makanan ini sangat kasar. Engkau
pasti orang lain dan bukan orang yang biasa memberiku makan?” Abu Bakar
kemudian menyebutkan jati dirinya. Si nenek kemudian bercerita, si
penyuapnya terdahulu itu selalu menghaluskan makanan sebelum diberikan
kepadanya.
Si nenek pun lantas bertanya kepada Abu Bakar. “Kemana
gerangan orang itu, sudah sepekan lebih ia tak datang kemari?” Mendengar
hal itu, Abu Bakar pun menangis karena tak bisa meniru Rasulullah SAW.
Abu Bakar lalu bercerita bahwa orang yang biasa menyuapi nenek itu
adalah Muhammad dan kini telah wafat. Mendengar nama itu, maka si nenek
itu pun kemudian tersadar. Ternyata, orang yang selama ini dibencinya
begitu menyayanginya, memberinya makan, dan dengan telaten menyuapinya.
Muhammad adalah seorang manusia yang santun dan sopan. Si nenek ini pun
lantas bertobat dan memohon ampun.
Dari kisah di atas memberikan
pelajaran kepada kita agar senantiasa hidup saling menyayangi, sekalipun
kepada orang yang membenci kita dan berbeda agama. Kita lihat teladan
yang diberikan Rasulullah, beliau menyayangi orang yang membenci,
mencaci, dan memaki beliau dengan senantiasa memberikan yang terbaik
kepada orang yang membenci beliau, dan pada akhirnya orang itu bertaubat
dan memeluk agama Islam. Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar